Dalam
terma bahasa Arab, kata metode dicerminkan dengan ungkapan kata-kata al-thariqah,
al-manhaj, dan al-washilah. Ketiga kata ini masing-masing berarti jalan,
sistem, dan perantara atau mediator. Dengan kata lain, bahasa Arab memiliki
perbendaharaan kata mengenai metode cukup beragam, namun dalam buku-buku
literatur pendidikan kata al-thariqah lebih sesuai dan mewakili sinonim dari
metode.
Mahmud
Yunus, mendiskripsikan sembilan macam asas umum bagi metode pendidikan modern.
Kesembilan asas umum pendidikan modern tersebut pada prinsipnya merupakan
kaidah-kaidah pokok yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip didaktis yang
harus diketahui, dipahami, dan diaplikasikan oleh seorang guru atau pendidik
dalam mengajar atau mendidik.
Ketika
metode dikaitkan dengan pendidikan Islam, membawa pengertian sebagai jalan
untuk menanamkan pengetahuan agama terhadap diri seseorang. Sehingga tercermin
dalam pribadi objek sasaran yang tidak lain adalah pribadi muslim. Selain itu,
dapat pula mengandung arti sebagai cara untuk memahami, menggali, dan
mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman.
Metode
pendidikan menjadi penting, karena materi pendidikan tidak dapat dipelajari
dengan baik tanpa penafsiran peran metode secara sadar dalam proses pendidikan
dan pengajaran akan menghambat keberhasilan aktivitas pendidikan tidak hanya
dipandang sebagai cara atau jalan, akan tetapi upaya perbaikan komprehensif
dari semua elemen pendidikan. Sehingga menjadi sebuah iklim kondusif yang
mengandung tercapainya tujuan yang dicita-citakan.
Al-Qur’an
sebagai rujukan utama Islam dalam segala bidang, tidak terkecuali pendidikan.
Karena di dalamnya mengandung nilai-nilai kependidikan dalam rangka
membudayakan manusia, ayat-ayatnya banyak memberikan motivasi edukatif bagi
manusia. Kajian intensif terhadap ayat-ayat al-Qur’an dalam konteks pendidikan
diperoleh implikasi- implikasi metodologis kependidikan dalam al-Qur’an yang
melandasi pendidikan Nabi saw. Pada gilirannya, melahirkan konsep metode dalam
ilmu pendidikan Islam yang secara historis berasal dari praktek pendidikan Nabi
saw. sendiri.
Menurut
Abdullah Nashih Ulwan, Nabi Muhammad adalah refleksi hidup keutamaan-keutamaan
al-Qur’an, ilustrasi dinamis tentang petunjuk- petunjuk al-Qur’an yang abadi. Pribadi
Nabi saw. menjadi contoh ideal manusia sepanjang masa dalam segala aspek
kehidupan, tanpa terkecuali metode pendidikan. Nabi saw. menggunakan
metode-metode pendidikan tertentu yang relevan dengan bidang-bidang yang akan
disampaikan kepada para sahabat pada saat itu.
Adapun bidang dan metode pendidikan yang
digunakan diantaranya:
1. Bidang akidah, menggunakan metode
bertanya, kisah, dialog, nasihat, dan demonstrasi.
2. Bidang ibadah, menggunakan metode dialog,
praktik/contoh, eksplanasi, targhib-tarhib, dan tadriji.
3. Bidang akhlak, menggunakan metode spiritual
(pengalihan inderawi kepada rohani), kisah, dialog, nasehat, peragaan, teladan,
eksplanasi.
4. Bidang muamalah, menggunakan metode
eksplanasi, kisah, dialog, dan nasehat.
Bagaimanapun
bentuk dan kemampuan suatu metode, penggunaan suatu macam metode dalam proses
pendidikan adalah mutlak. Mungkin di bidang lain orang dapat mengerjakan
sesuatu tugas pekerjaan tanpa menggunakan suatu metode, melainkan harus memakai
suatu teknik mengerjakannya saja. Metode mengandung implikasi bahwa proses
penggunaanya bersifat konsisten dan sistematis, mengingat sasaran metode itu
adalah manusia yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Jadi
penggunaan metode dalam proses kependidikan pada hakikatnya adalah pelaksanaan
sikap hati-hati dalam pekerjaan mendidik atau mengajar.
Kegiatan
kependidikan adalah proses edukatif yang memiliki tujuan tertentu yang telah
ditetapkan. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik
adalah dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Tidak mungkin seorang guru atau
pendidik dikatakan berhasil dalam mendidik anak didiknya, sementara dia sendiri
mengabaikan tujuan kependidikan yang menjadi pedoman dalam rangka mengarahkan
aktivitas kependidikannya. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, seorang guru
atau pendidik dituntut untuk menggunakan kemampuan yang dimilikinya dalam
memilih metode pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Penentuan
dan pemilihan metode dalam pendidikan secara akurat merupakan suatu yang
penting dilakukan oleh pendidik. Hal ini dilakukan seyogyanya didasarkan pada
beberapa pertimbangan tertentu, seperti nilai strategi metode, efektifitas
pemakaian metode, urgensi penentuan, pemilihan metode, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode. Penggunaan metode secara acak tanpa
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut justru akan menimbulkan persoalan dalam
proses kependidikan, yaitu terhambatnya atau bahkan kegagalan dalam mencapai
tujuan pendidikan. Seorang guru yang sepenuhnya menguasai materi pelajaran bisa
saja gagal di dalam mengajar disebabkan ketidakmampuannya memilih dan
menentukan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Tags
Islam