Psikosis organik
Psikosis
organik adalah penyakit jiwa yang disebabkan oleh faktor-faktor fisik atau organik,
yaitu pada fungsi jaringan otak, sehingga penderita mengalamai inkompeten
secara sosial, tidak mampu bertanggung jawab, dan gagal dalam menyesuaikan diri
terhadap realitas. Psikosis organis dibedakan menjadi beberapa jenis dengan
sebutan atau nama mengacu pada faktor penyabab terjadinya.
Jenis psikosis yang tergolong psikosis
organik adalah sebagai berikut.
- Alcoholic psychosis, terjadi karena fungsi jaringan otak terganggu atau rusak akibat terlalu banyak minum minuman keras.
- Drug psychose atau psikosis akibat obat-obat terlarang (mariyuana, LSD, kokain, sabu-sabu, dst).
- Traumatic psychosis, yaitu psikosis yang terjadi akibat luka atau trauma pada kepala karena kena pukul, tertembak, kecelakaan, dst.
- Dementia paralytica, yaitu psikosis yang terjadi akibat infeksi syphilis yang kemudian menyebabkan kerusakan sel-sel otak.
Psikosis fungsional
Psikosis
fungsional merupakan penyakit jiwa secara fungsional yang bersifat nonorganik,
yang ditandai dengan disintegrasi kepribadian dan ketidak mampuan dalam melakukan penyesuaian sosial.
Psikosis jenis inidibedakan menjadi
beberapa , yaitu: schizophrenia, psikosis mania- depresif, dan psiukosis paranoid
(Kartini Kartono, 1993).
Schizophrenia
Arti sebenarnya dari Schizophrenia adalah
kepribadian yang terbelah (split of personality). Sebutan ini diberikan
berdasarkan gejala yang paling menonjol dari penyakit ini, yaitu adanya jiwa yang
terpecah belah. Antara pikiran, perasaan, dan perbuatan terjadi disharmoni.
Gejala-gejala schizophrenia (Singgih
Dirgagunarsa, 1998)
- Kontak dengan realitas tidak ada lagi, penderita lebih banyak hidup dalam dunia khayal sendiri, dan berbicara serta bertingkah laku sesuai dengan khayalannya, sehingga tidak sesuai dengan kenyataan.
- Karena tidak ada kontak dengan realitas, maka logikanya tidak berfungsi sehingga isi pembeicaraan penderita sukar untuk diikuti karena meloncat-loncat (inkoheren) dan seringkali muncul kata-kata aneh yang hanya dapat dimengerti oleh penderita sendiri.
- Pikiran, ucapan, dan perbuatannya tidak sejalan, ketiga aspek kejiwaan ini pada penderita schizophrenia dapat berjalan sendiri-sendiri, sehingga ia dapat menceritakan kejadian yang menyedihkan sambil tertawa.
- Sehubungan dengan pikiran yang sangat berorientasi pada khayalannya sendiri, timbul delusi atau waham pada penderita schizophrenia (bisa waham kejaran dan kebesaran).
- Halusinasi sering dialami pula oleh penderita schizophrenia.
Faktor penyebab terjadinya schizophrenia
Pendapat
para ahlimengenai factor penyebab schizophrenia
ada bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa penyakit ini merupakan
keturunan. Ada pula yang menyatakan bahwa schizophrenia terjadi gangguan
endokrin dan metabolisme. Sedangkan pendapat yang berkembang dewasa ini adalah
bahwa penyakit jiwa ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain keturunan,
pola asuh yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, dan penyakit lain yang belum
diketahui (W.F. Maramis, 2005).
Psikosis mania-depresif
Psikosis
mania-depresif merupakan kekalutan mental yang berat, yang berbentuk gangguan
emosi yang ekstrim, yaitu berubah-ubahnya
kegembiraan yang berlebihan (mania) menjadi kesedihan yang sangat
mendalam (depresi) dan sebaliknya dan seterusnya.
Gejala-gejala psikosis mania-depresif
- Gejala-gejala mania antara lain: euphoria (kegembiraan secara berlebihan; waham kebesaran; hiperaktivitas; pikiran melayang.
- Gejala-gejala depresif antara lain: kecemasan; pesimis; hipoaktivitas; insomnia; anorexia.
Faktor penyebab psikosis mania-depresif
Psikosis
mania-depresif disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengandua gejala utama
penyakit ini, yaitu mania dan depresi. Aspek mania terjadi akibat dari usaha
untuk melupakan kesedihan dan kekecewaan hidup dalam bentuk aktivitas-aktivitas
yang sangat berlebihan. Sedangkan aspek depresinya terjadi karena adanya
penyesalan yang berlebihan.
Psikosis paranoid
Psikosis
paranoid merupakan penyakit jiwa yang serius yang ditandai dengan banyak delusi
atau waham yang disistematisasikan dan ide-ide yang salah yang bersifat
menetap. Istilah paranoid dipergunakan pertama kali oleh Kahlbaum pada tahun
1863, untuk menunjukkan suatu kecurigaan dan kebesaran yang berlebihan (W.,F.
Maramis, 2005).
Gejala-gejala psikosis paranoid
- Sistem waham yang kaku, kukuh dan sistematis, terutama waham kejaran dan kebesaran baik sendiri-sendiri maupun bercampur aduk
- Pikirannya dikuasai ole hide-ide yang salah, kaku, dan paksaan.Mudah timbul rasa curiga .
Faktor penyebab psikosis paranoid
Faktor-faktor yangdapat menyebabkan
psikosis paranoid (Kartini Kartono, 1999), antara lain:
- Kebiasaan berpikir yang salah;
- Terlalu sensitif dan seringkali dihinggapi rasa curiga;
- Adanya rasa percaya diri yang berlebihan (over confidence);
- Adanya kompensasi terhadap kegagalan dan kompleks inferioritas.