Secara
garis besar proses implementasi Total Quality Management (TQM) mencakup:
- Manajemen puncak harus menjadikan Total Quality Management (TQM) sebagai prioritas utama organisasi, visi yang jelas dan dapat dicapai, menyusun tujuan yang agresif bagi organisasi dan setiap unit, dan terpenting menunjukkan komitmen terhadap Total Quality Management (TQM) melalui aktivitas mereka.
- Budaya organisasi harus diubah sehingga setiap orang dan setiap proses menyertakan konsep Total Quality Management (TQM). Organisasi harus diubah paradigmanya, fokus pada konsumen, segala sesuatu yang dikerjakan diselaraskan untuk memenuhi harapan konsumen.
- Kelompok kecil dikembangkan pada keseluruhan organisasi untuk memahami kualitas, identifikasi keinginan konsumen, dan mengukur kemajuan dan kualitas. Masing-masing kelompok bertanggung jawab untuk mencapai tujuan mereka sebagai bagian dari tujuan organisasi keseluruhan.
- Perubahan dan perbaikan berkelanjutan harus diimplementasikan, dipantau, dan disesuaikan atas dasar hasil analisis pengukuran.
Sedangkan Goetsch dan Davis (dalam Tjiptono
dan Diana, 2001) menjelaskan implementasi Total Quality Management (TQM) yang
lebih rinci dan sistematis ke dalam tiga fase: fase persiapan, fase
perencanaan, dan fase pelaksanaan.
Agak berbeda dengan pendekatan sebelumnya,
Paskard (1995) lebih mengkaitkan proses implementasi Total Quality Management (TQM)
melalui pendekatan teori perubahan dan pengembangan organisasi yaitu model
transformasi organisasi dan kepemimpinan.
Tahap awal dalam TQM implementasi adalah
menilai keadaan organisasi yang ada. Jika organisasi terbukti mempunyai
kepekaan efektif terhadap lingkungan dan mampu mensukseskan perubahan
sebelumnya, Total Quality Management (TQM) akan mudah diimplementasikan.
Sebaliknya jika kenyataan yang ada tidak mendukung kondisi awal yang
diperlukan, Implementasi Total Quality Management (TQM) ditunda dan
organisasasi harus ‘ di sehatkan’ sebelum
mengawali Total Quality
Management (TQM).
Berlandaskan prinsip-prinsip dan prakondisi
yang tepat, tahapan implementasi berikutnya adalah menggunakan kepemimpinan
(visionary leadership) untuk mencapai visi masa depan organisasi dan bagaimana
memasukan program Total Quality Management (TQM) yang tepat, mendisain proses
perubahan yang komprehensif, implementasi Total Quality Management (TQM) dan
kaitannya dengan sistem baru, dan legalitas kelembagaan.
Kepemimpinan adalah elemen kunci keberhasilan
implementasi dalam skala yang besar: pemimpin menunjukkan kebutuhan dan
menyusun visi, mendefinisikan latar belakang, tujuan, dan parameter Total
Quality Management (TQM). Pemimpin mempunyai perspektif jangka panjang dan
harus mampu memotivasi bawahan tertuju pada proses selama tahap awal jika ada
penolakan dan hambatan. Hal tersebut diperlukan dalam menegakkan budaya
oganisasi yang dilengkapi dengan TQM, memelihara dan memperkuat peningkatan
kualitas berkelanjutan.
Dalam mendisain proses perubahan
komprehensif, pemimpin harus mengetahui budaya organisasi yang ada
(norma-norma, nilai-nilai, filosofi, dan gaya kepemimpinan manajer pada semua
level) untuk menjamin ketepatan implementasi Total Quality Management (TQM).
Implementasi Total Quality Management (TQM)
secara esensial melibatkan tranformasi organisasi: diawali dari operasi dengan
cara baru, mengembangkan budaya baru, juga melibatkan desain ulang
sistem-sistem yang lain.
Konsisten dengan perspektif sistem, sistem
alokasi anggaran dan sumberdaya perlu diarahkan sesuai dengan budaya Total
Quality Management (TQM): Total Quality Management (TQM) pada hakekatnya adalah
sistem manajemen sumberdaya manusia: pekerjaan mungkin didisain ulang sebagai
implementasi kelompok kerja yang mandiri; penilaian kinerja dan sistem
kompensasi mungkin diubah menjadi imbalan berdasarkan kinerja kelompok; dan
pelatihan bagi manajer, penyelia, dan karyawan sangat diperlukan. Terakhir,
perhatian sepenuhnya diperlukan pada berbagai kegiatan dengan menggunakan umpan
balik dari konsumen.
Selanjutnya
menurut Beckhard dan Pritchard (dalam Hashmi 2003), tahapan dasar dalam
mengelola transisi menuju sistem baru Total Quality Management (TQM) adalah:
- Identifikasi tugas yang akan dikerjakan meliputi studi kondisi yang ada, menilai kesiapan, menentukan model yang diinginkan, dan menilai penanggung jawab dan sumberdaya. Tahapan ini menjadi tanggung jawab manajemen puncak.
- Menyusun struktur manajemen yang diperlukan juga merupakan tanggung jawab manajemen puncak. Organisasi membentuk steering commite untuk mengawasi implementasi Total Quality Management (TQM).
- Mengembangkan strategi untuk membangun komitmen, sebagaimana telah dibahas pada arti pentingnya kepemimpinan dalam Total Quality Management (TQM).
- Mendisain mekanisme untuk mengkomunikasikan perubahan. Pertemuan semua staf khusus perlu dilakukan oleh eksekutif, perlu didisain waktu dialog dan penyampaian masukan, dapat menggunakan proses pencanangan (kick off) dan buletin Total Quality Management (TQM) mungkin merupakan alat komunikasi yang efektif untuk memelihara kesadaran karyawan terhadap implementasi Total Quality Management (TQM).
- Mengelola sumberdaya bagi upaya perubahan adalah penting bagi Total Quality Management (TQM). Konsultan luar dilibatkan dalam menentukan kebutuhan pelatihan, mendisain staf dan sistem Total Quality Management (TQM). Karyawan harus terlibat aktif dalam implementasi Total Quality Management (TQM). Setelah memperoleh pelatihan mengelola perubahan, mereka dapat meneruskan kepada karyawan yang lain.
Beberapa
kunci keberhasilan implementasi Total Quality Management (TQM) pada level mikro
yang telah diidentifikasi oleh the US Federal Quality Institute (Paskard 1995)
adalah:
- Dukungan manajemen puncak diperlukan dan direpresentasikan sebagai bagian perencanaan strategis Total Quality Management (TQM).
- Fokus pada konsumen merupakan prakondisi terpenting, karena Total Quality Management (TQM) menyangkut peningkatan kualitas atas tuntutan konsumen.
- Karyawan atau kelompoknya harus dilibatkan sejak awal, khususnya dalam hal pelatihan dan pengakuan eksistensi karyawan, dan isu-isu pemberdayaan karyawan dan kelompok kerja. Perhatian pada isu-isu tersebut penting dalam perubahan budaya organisasi yang mengarah pada kelompok kerja, serta fokus pada konsumen dan kualitas
- Pengukuran dan analisis proses dan produk, serta jaminan kualitas adalah elemen terakhir yang perlu mendapat perhatian.
Tags
Industri dan Jasa