Menurut Marwan
Syah dan Mukaram (2000) terdapat beberapa bentuk insentif yang lazim dijumpai
adalah sebagai berikut:
Piece work (Upah per output)
Sistem insentif yang memberikan imbalan
bagi pekerja atas tiap unit keluaran yang dihasilkan. Upah harian atau mingguan
ditentukan dengan mengalikan jumlah unit yang dihasilkan dengan tarif per unit.
Production bonuss (Bonus Produksi)
Insentif yang dibagikan kepada pekerja
melebihi sasaran output yang ditetapkan. Para pekerja biasanya menerima upah
pokok, bila mereka dapat menghasilkan output diatas standar mereka memperoleh
bonus, yang jumlahnya biasanya ditentukan atas dasar tarif per unit
produktivitas diatas standar. Bonus produktif juga dapat diberikan kepada para
pekerja yang dapat menghemat waktu kerja.
Commisions (komisi)
Insentif ini diberikan atas dasar jumlah
unit yang terjual. Sistem ini biasanya diberlakukan untuk pekerjaan seperti
wiraniaga, agen real estate.
Maturity curve (kurva kematangan)
Bentuk insentif ini diberikan untuk
mengakomodasi para pekerja yang memiliki unjuk gigi tinggi, dilihat dari aspek
produktivitas atau pekerja yang telah berpengalaman.
Merit raises (upah kontribusi)
Kenaikan gaji atau upah yang diberikan
sesudah penilaian unjuk kerja. Kenaikan ini biasanya diputuskan oleh atasan
langsung pekerja, sering kali dengan bekerja sama dengan atasan yang lebih
tinggi.
Nomonetary incentives (insentif non
materi)
Insentif seperti ini diberikan sebagai
penghargaan atas unjuk kerja yang berkaitan dengan pekerjaan, saran yang
diberikan kepada perusahaan atau kegiatan pengabdian kepada masyarakat misalnya
banyak perusahaan yang memiliki program pemberian penghargaan seperti plakat,
sertifikat, liburan, cuti dan insentif lain yang tidak berbentuk uang.
Executifes incentives (Insentif
Eksekutif)
Bentuk-bentuk insentif bagi eksekutif
antara lain bonus uang tunai, stock option (hak untuk membeli saham peruasahaan
dengan harga tertentu), performance objektives.
Tags
Industri dan Jasa