Menurut Zakiyah Darajat, dikutip dalam Abudin Nata,
bahwa dari segi aspek materi didikannya, pendidikan Islam sekurang-kurangnya
mencakup pendidikan fisik, akal, agama, (akidah dan agama), akhlak, kejiwaan,
rasa keindahan, dan social kemasyarakatan.
Pendidikan
Islam sebagai sebuah system adalah suatu kegiatan yang di dalamnya mengandung
aspek tujuan, kurikulum, guru, metode pendidikan, sarana prasarana, lingkungan administrasi, dan
sebagainya. Antara satu dan yang lainnya saling berkaitan dan membentuk suatu
system terpadu.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan,
bahwa aspek pendidikan Islam itu luas dan komprehensif. Berbagai aspek materi
yang tercakup dalam pendidikan Islam tersebut dapat dilihat dalam al-Qur’an dan
Sunnah serta pendapat para ulama. Materi pendidikan Islam pada prinsipnya ada
dua: materi pendidikan yang berkenaan dengan masalah keduniaan dan materi
pendidikan yang berkenaan dengan masalah keakhiratan. Hal ini didasarkan pada
kandungan ajaran Islam yang mengajarkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Selanjutnya,
Abudin Nata mengemukakan bahwa aspek kandungan materi dari pendidikan Islam,
secara garis besar mencakup aspek akidah, ibadah dan akhlak.
Akidah
Akidah
dalam syariat islam meliputi keyakinan/keimanan dalam hati kepada Allah, Tuhan
yang wajib disemabah; ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimah syahadat; dan perbuatan amal
shaleh. Akidah demikian itu, mengandung arti bahwa dari orang yang beriman
tidak hanya ada dalam hati atau ucapan di mulut dan perbuatan, melainkan secara
keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah. Yakni tidak ada niat, ucapan, dan
perbuata dari orang yang beriman kecuali sejalan dengan kehendak dan perintah
dari Allah serta atas dasar kepatuhan kepada-Nya.
Dengan
begitu, Pendidikan akidah berarti pengesaan Allah, tidak menyekutukannya, dan
mensyukuri segala nikmat-Nya. Sebagaimana firman Allah. “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar" (QS. Luqman: 13).
Pengajaran
agama selama ini kebanyakan mengisi pengertian. Hasilnya ialah siswa mengerti
bahwa tuhan itu Maha Mengetahui, tetapi mereka tetap saja berani berbohong.
Siswa tahu apa iman, tetapi mereka belum beriman. Ini tragedy pendidikan agama
di sekolah.
Memang,
kunci pendidikan agama itu adalah pendidikan agar anak didik itu beriman, jadi
berarti membina hatinya, bukan membina mati-matian akalnya. Pendidikan di rumah
yang sesungguhnya paling dapat diandalkan untuk membina hati, membina rasa
bertuhan. Iman itu ada di hati bukan dikepala.
Pengetahuan
seorang muslim akan eksistensi Allah, akan melahirkan suatu keyakinan bahwa semua
yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah, semua akan kembali kepada-Nya, dan
segala sesuatu berada dalam urusan-nya. Dengan demikian, segala perkataan,
perbuatan, sikap, dan tingkah laku akan selalu berpokok pada modus keyakinan
tersebut.
Ibadah
Pendidikan
ibadah mencakup segala tindakan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang
berhubungan dengan Allah seperti shalat, maupun yang berhubungan dengan sesama.
Akhlak
Misi
utama Rasulullah dimuka bumi untuk menyempurnakan akhlaq manusia. contoh-contoh
utama akhlak mulia yang diharapkan dari seorang manusia adalah sabar, shaja’ah
(keberanian), al-ithar (mendahulukan kepentingan orang lain), syukur, jujur,
dan amanah.
Cara mendidikkan akhlaq yang mulia itu
adalah:
- Mengosongkan hati dari itikad dan kecintaan kepada segala hal yang bathil.
- Mengaktifkan dan menyertakan seseorang dalam perbuatan baik (al-birr) serta melatih dan membiasakan seseorang dalam perbuatan baik itu.
- Memberi gambaran yang buruk tentang akhlaq tercela. Dan menunjukan bukti-bukti nyata sebagai buah dari akhlaq yang mulia.
Tags
Islam