Kesesuaian Tujuan (Goal Congruense)
Setiap organisasi publik pasti mempunyai
tujuan yang hendak dicapai, sedangkan setiap individu dalam organisasi
mempunyai tujuan individual yang sering tidak selaras dengan tujuan organisasi.
Penghargaan harus diciptakan sebagai jalan tengah agar tujuan organisasi dapat
di capai tanpa mengorbankan tujuan individual, dan sebaliknya tujuan individual
dapat tercapai tanpa harus mengorbankan tujuan organisasi.
Keadilan (Equity)
Penghargaan harus dialokasikan secara
proporsional dengan mempertimbangkan besarnya kontribusi setiap individu atau
kelompok. Karyawan yang memberi kontribusi tinggi maka penghargaannya juga akan
tinggi, sebaliknya siapa yang memberi kontribusi rendah maka penghargaannya
juga akan rendah.
Kemerataan (Equality)
Penghargaan juga harus didistribusikan
secara merata bagi semua pihak (individu/kelompok) yang telah menyumbangkan
sumberdayanya untuk tercapainya produktivitas.
Kebutuhan
Alokasi penghargaan kepada pegawai
seharusnya mempertimbangkan tingkat kebutuhan utama dari pegawai. Penghargaan
yang berwujud finansial tidak selalu sesuai dengan kebutuhan utama
pegawai.
Menurut Ghani (2003) penghargaan akan
berjalan efektif apabila memenuhi koridor:
- Dilakukan secara adil dan tidak pilih kasih, diberlakukan untuk semua anggota organisasi perusahaan.
- Aturan yang jelas/transparan dan accountable, sehingga setiap pekerjaan tahu persis rambu-rambu sistem dan prosedur.
- Diberlakukan secara konsisten dan konsekuaen.
Delapan alasan, penghargaan menurunkan
motivasi dan kinerja antara lain:
- Terlalu banyak menekankan pada penghargaan moneter. Hal ini sesuai dengan apa yang dibutuhkan individu bahwa mereka tidak semuanya merasa puas dengan imbalan yang berwujud finansial.
- Rasa menghargai pada penerima penghargaan sangat kurang. Penghargaan sering diberikan dalam bentuk berwujud tetapi tidak disertai penghargaan/pengakuan yang layak.
- Banyak yang menerima penghargaan. Semakin banyak yang menerima penghargaan dengan nilai yang tidak proporsional akan mengurangi motivasi seseorang.
- Memberikan penghargaan dengan kriteria yang salah. Misalnya, hanya diukur dari waktu kerja sehingga pegawai hanya termotivasi hanya untuk mempercepat pekerjaan tanpa mempertimbangkan hasil.
- Lamanya penangguhan antara produktivitas dan penghargaan. Penghargaan yang tidak segera diberikan membuat seseorang kurang merasa dihargai.
- Kriteria penghargaan sangat fleksibel. Tidak pernah ada ukuran yang baku dalam pemberian penghargaan membuat kesenjangan antara apa yang diharapkan seseorang dengan apa yang sebenarnya diterima.
- Sasaran penghargaan hanya untuk memotivasi jangka pendek. Penghargaan sering hanya berpengaruh sementara terhadap motiwasi dan kinerja pegawai.
- Pemberian kompensasi jajaran top manajemen (eksekutif) yang berlebih. Hal ini dapat mengurangi motivasi pegawai operasional karena merasa ada pembedaan yang sangat mencolok dan tidak adil.
Sistem reward
yang baik dapat
memotivasi orang serta
memuaskan mereka sehingga dapat
menumbuhkan komitmen
terhadap organisasi. Reward yang kurang baik justru sering gagal
dalam memotivasi dan menumbuhkan semangat peningkatan produktivitas. Meskipun
motivasi uang dan waktu yang sangat besar untuk sistem reward organisasi,
dampak motivasi yang diinginkan sering tidak tercapai.