Sistem
reproduksi ikan pda umumnya hampir sama untuk semua spesies. Sistem reproduksi itu
sendiri adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya
untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Untuk dapat melakukan reproduksi
maka harus ada gamet jantan dan betina. Penyatuan gamet jantan dan betina akan
membentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi generasi baru (Yushinta
Fujaya, 2004).
Menurut
Anonim (2006), meskipun tidak semua individu mampu menghasilkan keturunan,
namun setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup
di permukaan bumi ini. Tingkah laku reproduksi pada ikan merupakan suatu siklus
yang dapat dikatakan berkala dan teratur. Kebanyakan ikan mempunyai siklus
reproduksi tahunan. Sekali mereka memulainya maka hal itu akan berulang terus
menerus sampai mati. Beberapa ikan malahan bisa bereproduksi lebih dari satu
kali dalam satu tahun.
Cara reproduksi ikan ada antara lain:
- Ovipar, yaitu sel telur dan sel sperma bertemu di luar tubuh dan embrio ikan berkembang di luar tubuh sang induk. Contoh: ikan pada umumnya.
- Vivipar, kandungan kuning telur sangat sedikit, perkembangan embrio ditentukan oleh hubungannya dengan placenta, dan anak ikan menyerupai induk dewasa.
- Ovovivipar, sel telur cukup banyak mempunyai kuning telur, Embrio berkembang di dalam tubuh ikan induk betina, dan anak ikan menyerupai induk dewasa. Contoh: ikan-ikan livebearers.
Secara
umum ikan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu jantan dan betina
(biseksual/dioecious) dimana sepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang
sama.
Istilah lain untuk keadaan ini disebut
gonokhoristik yang terdiri atas dua kelompok yaitu:
- Kelompok yang tidak berdiferensiasi, artinya pada waktu juvenil, jaringan gonad belum dapat diidentifikasi apakah berkelamin jantan atau betina.
- Kelompok yang berdiferensiasi, artinya sejak juvenil sudah tampak jenis kelaminnya apakah jantan atau betina.
Selain
gonokhoristik, dikenal pula istilah hermafrodit yang artinya di dalam tubuh
individu ditemukan dua jenis gonad (jantan dan betina). Bila kedua jenis gonad
ini berkembang secara serentak dan mampu berfungsi, keduanya dapat matang
bersamaan atau bergantian maka jenis hermafrodit ini disebut hermafrodit
sinkroni. Contoh ikan yang bersifat seperti ini adalah Serranus cabrilla,
Serranus subligerius dan Hepatus hepatus. Ikan yang termasuk golongan ini
adalah Sparrus auratus dan Pagellus centrodontus. Bila pada awalnya berkelamin
jantan namun semakin tua akan berubah kelamin menjadi betina maka disebut
sebagai hermafrodit protandri. Sedangkan hermafrodit protogini adalah istilah
untuk individu yang pada awalnya berkelamin betina, namun semakin tua akan
berubah menjadi kelamin jantan seperti dijumpai pada ikan belut, Fluta alba.
Perbedaan
seksualitas pada ikan dapat dilihat dari ciri-ciri seksualnya. Ciri seksual
pada ikan terbagi atas ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri
seksual primer adalah alat/organ yang berhubungan dengan proses reproduksi
secara langsung. Ciri tersebut meliputi testes dan salurannya pada ikan jantan
serta ovarium dan salurannya pada ikan betina. Ciri seksual primer sering
memerlukan pembedahan untuk melihat perbedaannya. Hal ini membuat ciri seksual
sekunder lebih berguna dalam membedakan jantan dan betina meskipun kadangkala
juga tidak memberikan hasil yang nyata.
Ciri
seksual sekunder terdiri atas dua jenis yaitu yang tidak mempunyai hubungan
dengan kegiatan reproduksi secara keseluruhan, dan merupakan alat tambahan pada
pemijahan. Bentuk tubuh ikan merupakan ciri seksual sekunder yang penting.
Biasanya ikan betina lebih buncit dibandingkan ikan jantan, terutama ketika
ikan tersebut telah matang atau mendekati saat pemijahan (spawning). Hal
tersebut disebabkan karena produk seksual yang dikandungnya relatif besar. Pada
saat puncak pemijahan, tampak pada banyak ikan jantan suatu benjolan yang
timbul tepat sebelum musim pemijahan dan menghilang sesaat setelah pemijahan.
Contoh kejadian seperti ini dapat dilihat pada ikan minnow (Osmerus). Ada juga
ikan yang memiliki sirip ekor bagian bawah yang memanjang pada ikan jantan
Xiphophorus helleri, sirip ekor yang membesar dijumpai pada ikan Catostomus
commersoni. Contoh yang sangat ekstrim dijumpai pada ikan anglerfish (Ceratias)
dimana ikan jantan jauh lebih kecil daripada ikan betinanya. Sebegitu kecilnya
sehingga ukurannya lebih kecil daripada ovarium ikan betina yang matang.
Ciri
seksual sekunder tambahan yang mencirikan ikan jantan pada beberapa spesies,
dalam hal ini sirip anal berkembang menjadi alat kopulasi (intromittent).
Gonopodium terdapat pada ikan Gambusia affinis, Lobistes reticulatus dan
ikan-ikan famili Poeciliidae. Pada ikan Xenodexia, modifikasi sirip dada
digunakan dalam perkawinan untuk memegang gonopodium pada kedudukannya sehingga
memudahkan masuk ke dalam oviduct betina. Pada Chimaera jantan berkembang suatu
organ clasper di bagian atas kepalanya yang dinamakan ovipositor yang berfungsi
sebagai alat penyalur telur. Bentuk seperti ini dijumpai pada ikan Rhodeus
amarus dan Carreproctus betina.
Pewarnaan
pada ikan sering juga digunakan sebagai pengenal seksualitas. Umumnya ikan
jantan mempunyai warna yang lebih cemerlang daripada ikan betina. Pada ikan
sunfish, Lepomis humilis, jantannya mempunyai bintik jingga yang lebih terang
dan lebih banyak dibandingkan betinanya.
Tags
Laut