Walaupun
pemikiran mengenai kesetiaan dan atribut psikologis yang sama yang ditunjukkan
kepada teman juga terdapat pada remaja, tapi konsepsi remaja mengenai
persahabatan lebih fokus pada reciprocal emotional commitment (saling
berkomitmen secara emosional). Teman dipandang sebagai teman karib yang
benar-benar memahami kekuatan satu sama lain, dapat menerima kelemahan satu sama
lain, dan bersedia berbagi pemikiran dan perasaan mereka (Hartup dalam Shaffer,
2005).
Walaupun
anak-anak mempunyai banyak teman, tapi sedikit dari pertemanan ini yang menjadi
teman dekat. Dalam observasi Gottman (1983), beliau menemukan beberapa
perbedaan penting ketika bermain antara eventual friends (sahabat) dan
nonfriends (bukan teman). Pertama, walaupun sahabat tidak selalu setuju
terhadap permainan mana yang akan dimainkan, tapi mereka dapat mengatasi
konflik dengan lebih baik daripada yang bukan teman. Sahabat lebih berhasil
dalam mengkomunikasikan sesuatu dan bertukar informasi satu sama lain. Beberapa
informasi yang disampaikan sahabat bersifat personal, dan sahabat lebih mampu
melibatkan self-disclosure (pengungkapan diri).
Pada
remaja, yang ditekankan adalah kesetiaan mereka dalam persahabatan. Mereka
percaya bahwa teman harus membela satu sama lain dan teman tidak boleh menipu
atau meninggalkan satu sama lain. Penekanan pada kesetiaan dalam persahabatan
remaja nampaknya juga sejalan dengan penekanan pada keakraban dimana jika teman
tidak setia, remaja merasa takut akan terhina karena pemikiran dan perasaan
karib mereka akan diketahui oleh banyak orang. Munculnya keakraban dalam
persahabatan remaja menunjukkan bahwa teman adalah sumber dari dukungan sosial
dan emosi (Kail & Cavanaugh, 2000).
Tags
Psikologi Sosial