Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
isolasi sosial adalah:
Faktor perkembangan
Setiap
tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan sukses,
karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, akan menghambat
masa perkembangan selanjutnya. Keluarga adalah tempat pertama yang memberikan
pengalaman bagi individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kurangnya
stimulasi, kasih sayang, perhatian dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi
bayi akan memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambatterbentuknya rasa
percaya diri. Rasa ketidakpercayaan tersebut dapat mengembangkan tingkah laku
curiga pada orang lain maupun lingkungan di kemudian hari. Komunikasi yang
hangat sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak mersaa diperlakukan
sebagai objek.
Faktor komunikasi dalam keluarga
Masalah komunikasi dalam keluarga dapat
menjadi kontribusi untuk mengembangkan gangguan tingkah laku.
- Sikap bermusuhan/hostilitas
- Sikap mengancam, merendahkan dan menjelek-jelekkan anak
- Selalu mengkritik, menyalahkan, anak tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya.
- Kurang kehangatan, kurang memperhatikan ketertarikan pada pembicaan anak, hubungan yang kaku antara anggota keluarga, kurang tegur sapa, komunikasi kurang terbuka, terutama dalam pemecahan masalah tidak diselesaikan secara terbuka dengan musyawarah.
- Ekspresi emosi yang tinggi
- Double bind. Dua pesan yang bertentangan disampaikan saat bersamaan yang membuat bingung dan kecemasannya meningkat.
Faktor sosial budaya
Isolasi
sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan oleh karena norma-norma
yang salah yang dianut oleh satu keluarga.seperti anggota tidak produktif
diasingkan dari lingkungan sosial.
Faktor biologis
Genetik
merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Insiden tertinggi
skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota keluarga yang menderita
skizofrenia. Berdasarkan hasil penelitian pada kembar monozigot apabila salah diantaranya
menderita skizofrenia adalah 58%, sedangkan bagi kembar dizigot persentasenya
8%.
Kelainan
pada struktur otak seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan
volume otak serta perubahan struktur limbik, diduga dapat menyebabkan
skizofrenia.
Sedangkan faktor presipitasi yang mengakibatkan
terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor internal maupun
eksternal, meliputi:
Stresor sosial budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu
kesulitan dalam berhubungan, terjadinya penurunan stabilitas keluarga seperti
perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai, kehilangan pasangan pada usia
tua, kesepian karena ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit atau dipenjara.
Semua ini dapat menimbulkan isolasi sosial.
Stresor Biokimia
- Teori dopamin. Kelebihan dopamin pada mesokortikal dan mesolimbik serta tractus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
- Menurunnya MAO (Mono Amino Oksidasi) didalam darah akan meningkatkan dopamin dalm otak. Karena salh satu kegiatan MAO adalah sebagai enzim yang menurunkan dopamin, maka menurunnya MAO juga dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
- Faktor endokrin. Jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada pasien skizofrenia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan karena dihambat oleh dopamin. Hypertiroidisme, adanya peningkatan maupun penurunan hormon adrenocortical seringkali dikaitkan dengan tingkah laku psikotik.
- Viral hipotesis Beberapa jenis virus dapat menyebabkan gejala-gejala psikotik diantaranya adalah virus HIV yang dapat merubah stuktur sel-sel otak.
Stresor Biologik dan Lingkungan Sosial
Beberapa peneliti membuktikan bahwa kasus
skizofrenia sering terjadi akibat interaksi antara individu, lingkungan maupun
biologis.
Stresor psikologis
Kecemasan yang tinggi akan menyebabkan
menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intesitas
kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu
untuk mengatasi masalah akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan
pada tipe psikotik.
Menurut teori psikoanalisa; perilaku
skizofrenia disebabkan karena ego tidak dapat menahan tekanan yang berasal dari
id maupun realitas yang berasal dari luar. Ego pada klien psikotik mempunyai
kemampuan terbatas untuk mengatasi stress. Hal ini berkaitan dengan adanya
masalah serius antara hubungan ibu dan anak pada fase simbiotik sehingga
perkembangan psikologis individu terhambat.
Strategi koping digunakan pasien sebagai
usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam
dirinya.
Strategi koping yang sering digunakan
pada masing-masing tingkah laku adalahsebagai berikut:
- Tingkah laku curiga: Proyeksi
- Dependency: reaksi formasi
- Menarik diri: regrasi, depresi, dan isolasi
- Curiga, waham, halusinasi: proyeksi, denial
- Manipulatif: regrasi, represi, isolasi
- Skizoprenia: displacement, projeksi, intrijeksi, kondensasi, isolasi, represi dan regrasi.