Penilaian kualitas hidup merupakan
konsep multidimensional yang menggambarkan dampak dari penyakit dan terapi yang
diberikan. Penilaian kualitas hidup juga menggambarkan kemampuan individu dalam
melakukan aktivitas fisik dan sosialisasi di lingkungan sekitarnya serta dapat
menerima kondisi penyakit yang diderita atau status kesehatannya. Penilaian
kualitas hidup mencakup beberapa aspek, yaitu: fungsi fisik, psikologis (fungsi
emosional dan kognitif), hubungan interpersonal dan fungsi sekolah.
World Health Organization (WHO)
mendefinisikan penilaian kualitas hidup anak yang terus mengalami revisi dari
tahun ke tahun, yakni: WHO tahun 1947 mendefinisikan penilaian kualitas hidup
meliputi tiga domain penilaian, yaitu: fungsi fisik, mental, dan sosial; WHO
tahun 1948 mendefinisikan penilaian kualitas hidup meliputi tiga domain penilaian, yaitu: fungsi fisik, psikologi,
dan kemampuan beraktivitas, yang kemudian menjadi empat domain penilaian,
yaitu: fungsi fisik, fungsional, psikologis, dan sosial; dan WHO tahun 2005 mendefinisikan penilaian kualitas
hidup meliputi enam domain penilaian yaitu: fungsi fisik, psikologis, tingkat
kemandirian, sosial, lingkungan, agama/keyakinan.
Penilaian kualitas hidup dilakukan
pada anak yang menderita penyakit kronis seperti: Talasemia, penyakit
keganasan, penyakit jantung, Asma, dan beberapa penyakit kronis lainnya. Kualitas hidup seorang anak dapat dinilai
dengan berbagai instrumen. Secara umum ada dua macam instrumen penilaian
kualitas hidup yaitu: umum (generic measures) dan spesifik untuk penyakit
tertentu (disease specifik measures). Masing-masing instrumen mempunyai
keuntungan dan kerugian.
Pemilihan instrumen penilaian
tergantung pada subjek yang akan dinilai, keadaan khusus atau jenis penyakit
kronis yang diderita, dan jenis kuisioner yang akan digunakan. Selain itu,
reliabilitas dan validitas suatu instrumen juga menentukan kelayakan penilaian
yang dilakukan. Pemilihan instrumen penilaian kualitas hidup dalam praktek
klinis harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: instrumen penilaian harus
singkat tetapi mempunyai reliabilitas dan validitas yang baik dan dapat
memberikan informasi yang berguna, harus dapat diisi oleh anak dengan berbagai
kelompok usia maupun diisi oleh orang tua, ada versi yang generic maupun
spesifik.
Penilaian instrumen kualitas hidup
dapat dilakukan oleh anak sendiri (self report) maupun oleh orang tua/keluarga
(proxy report). Penilaian paling ideal diisi oleh anak sendiri. Meskipun
demikian, hal ini sulit untuk dilakukan oleh anak yang terlalu muda, anak yang
mengalami masalah kognitif atau anak yang sedang menderita sakit berat. Pada
kondisi- kondisi seperti ini, pengisian dilakukan oleh orang tua/keluarga yang
merupakan satu- satunya sumber informasi.
Salah satu instrumen yang
direkomendasikan untuk menilai kualitas hidup yaitu: kuisioner Pediatric
Quality of Life Inventory (PedsQL).
Alasannya adalah karena PedsQL memenuhi persyaratan kelayakan
instrumen yang akan digunakan untuk menilai kualitas hidup, yakni:
- Kuisioner PedsQL memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi dan telah dibuktikan pada beberapa penelitian lain terhadap populasi anak yang menderita penyakit keganasan, Diabetes dan penyakit jantung.
- Kuisioner PedsQL tersedia dalam bentuk generic maupun spesifik untuk menilai penyakit tertentu, misalnya:PedsQL modul Kanker, Asma, Diabetes, Rematik, penyakit jantung, Cerebral Palsi, Epilepsi, dan Talasemia.
- Kuisioner PedsQL bisa diisi oleh anak (self report) maupun proxy report dan tersedia untuk berbagai kelompok usia: 2 sampai 4 tahun (proxy report), 5 sampai 7 tahun (self report dan proxy report), 8 sampai 12 tahun (self report dan proxy report), dan 13 sampai 18 tahun (self report dan proxy report).
- Adapun kelebihan lain dari PedsQL adalah kuisioner ini sudah diterjemahkankan dalam beberapa versi bahasa yang bertujuan untuk mempermudah pelaksanaannya.
Pengarang asli PedsQL ini bernama
dr.James W.Varni, beliau telah memodifikasi dan mengembangkan kuisioner sejak
tahun 2001. Kuisioner ini terdiri dari beberapa versi yaitu: PedsQL versi 1.0
sampai 4.0 yang melampirkan 23
pertanyaan dengan empat domain penilaian yaitu: fungsi fisik, emosional,
sosial, dan sekolah. Dari ke empat versi yang dimiliki PedsQL, versi 4.0
merupakan instrumen penilaian generic.
Dalam kuisioner PedsQL, penilaian
kualitas hidup anak dengan penyakit kronis akan dibandingkan dengan populasi
anak yang sehat/normal sebagai kontrol. Adapun definisi sehat menurut WHO
adalah suatu keadaan yang meliputi: sehat fisik, mental, dan sosial tanpa
adanya penyakit apapun. Konsep sehat ini juga dihubungkan dengan kemampuan anak
dalam melakukan kegiatan fisk maupun sosial. Penilaian yang dilakukan meliputi:
penilaian yang dilakukan oleh anak sendiri (self report) maupun oleh orang tua
(proxy report).
Pada saat pengisian kuisioner
PedsQL, anak maupun orang tua diminta untuk menentukan apakah anak mempunyai
masalah dalam melakukan tiap-tiap kegiatan dan mengalami gangguan emosional,
sosial dan sekolah yang terlampir dalam kuisioner. Masing- masing domain
penilaian terdiri dari lima tingkatan penilaian terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan pada anak maupun orang tua, yaitu: angka nol (0) yang berarti
tidak menjadi masalah; satu (1) yang berarti hampir tidak menjadi masalah; dua
(2) yang berarti kadang- kadang menjadi masalah; tiga (3) yang berarti sering
menjadi masalah; dan empat (4) yang berarti hampir selalu menjadi masalah.
Selanjutnya angka nol sampai dengan empat itu akan dialihkan menjadi nilai 0
sampai 100 dengan perincian 0 = 100, 1 = 75, 2 = 50, 3 = 25 dan 4 = 0.
Nilai-nilai tersebut akan dijumlahkan dan diambil nilai rata-ratanya. Hasil
penilaian yang menunjukkan anak yang mempunyai kualitas hidup yang rendah bila
memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibandingkan dengan anak lainnya.
Fungsi fisik yang termasuk dalam
domain penilaian meliputi kemampuan anak untuk dapat mandiri dalam menjalani
aktivitasnya. Fungsi emosional menilai kemampuan anak dalam mengekspresikan
rasa marah, sedih, maupun takut. Fungsi sosial menilai kemampuan anak dalam
melakukan interaksi dengan teman sebayanya dan kemampuan anak dalam melakukan
pergaulan di sekolahnya. Fungsi sekolah adalah kemampuan anak untuk memusatkan
perhatian mengerjakan tugas di sekolahnya.