Daniel P.
Hallahan, dkk (2009), mengemukakan bahwa anak tunalaras adalah “they who has
behavior that goes to an extreme, a problem that is chronic, and the behavior
that is unacceptable because of social or cultural expectations”. Dari
definisi menurut Daniel P. Hallahan dkk tersebut diartikan bahwa anak tunalaras
adalah anak yang memiliki masalah dalam berprilaku, tidak hanya perilaku yang
berbeda dengan kondisi normal tetapi secara kronis dan mencolok yang mana
ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial dan budayanya tidak dapat
diterima.
Pengertian
tunalaras dalam Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dan PP. No. 71 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa, dinyatakan
bahwa “tunalaras merupakan gangguan atau kelainan tingkah laku sehingga kurang
dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat” (Puslata Universitas Terbuka, 2008: 11).
Eli M Bower dalam Bandi Delphie (2006),
menyatakan bahwa anak dikatakan memiliki hambatan emosional atau kelainan
perilaku apabila menunjukkan adanya satu atau lebih dari lima komponen berikut:
- Tidak mampu belajar bukan disebabkan karena faktor intelektual, pengindraan atau kesehatan
- Ketidakmampuan menjalin hubungan yang menyenangkan dengan teman dan guru
- Bertingkahlaku yang tidak pantas pada keadaan normal
- Perasaan tertekan atau tidak bahagia terus-menerus
- Cenderung menunjukkan gejala-gejala fisik seperti takut pada masalah-masalah sekolah.”
Dari
beberapa pengertian tunalaras di atas disimpulkan bahwa pengertian anak
tunalaras adalah anak dengan hambatan, gangguan atau kelainan tingkah laku dan
emosi yang tidak dapat berinteraksi dan beradaptasi dengan baik sehingga kurang
dapat diterima oleh lingkungannya. Berdasarkan pengertian anak tunalaras di
atas pengertian anak tunalaras dalam penelitian ini adalah anak dengan hambatan
emosi dan perilaku yang tidak mampu belajar secara optimal bukan karena faktor
intelektual, sensori atau kesehatan dan tidak mampu melakukan hubungan baik dengan
lingkungannya yang berdampak pada kemampuan akademiknya sehingga membutuhkan
layanan pendidikan yang sesuai dengan karakteristiknya.