Sedangkan
menurut Sudirman N, dalam (dkk. 1991), pengertian pengelolaan kelas adalah
upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari Nawawi (1989),
dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat
diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi
kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan
dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan
kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
Pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan
pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan
pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Dalam konteks yang demikian
itulah kiranya pengelolaan kelas penting untuk diketahui oleh siapapun juga
yang menerjunkan dirinya kedalam dunia pendidikan.
Pengelolaan
kelas merupakan hal yang berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan
pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih
berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku
peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran,
penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma
kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik)
dan fasilitas.
Pengelolaan
Kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan olehguru dengan tujuan
meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagaiterjadinya proses
belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang
dengan segaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai
tujuan-tujuan khusus pengajaran.
Berdasarkan
pendekatan menurut Weber pengertian pengelolaan kelas diklasifikasikan kedalam
dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan
pendekatan permisif.
Berdasarkan
pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk
mengkontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan
kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (Weber). Bagi sekolah atau guru
yang menganut pendekatan otoriter, maka dalam mengelola kelas guru atau sekolah
tersebut menciptakan iklim sekolah dengan berbagai aturan atau
ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh warga sekolah/kelas. Walaupun
menggunakan pendekatan otoriter, berbagai aturan yang dirumuskan tentu saja
tidak hanya didasarkan pada kemauan sepihak dari pengelola sekolah/kelas saja,
melainkan dengan memasukan aspirasi dari siswa. Hal ini penting mengingat
aturan yang dibuat diperuntukan bagi kepentingan bersama, yaitu untuk menunjang
terjadinya proses pembelajaran yang efektif danefisien.
Kedua pendekatan
permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh
guru untuk memberi kebebasan untuk siswa melekukan berbagai aktivitas sesuai
dengan yang mereka inginkan. Pengertian kedua ini tentu saja bertolak belakang
dengan pendapat pertama. Menurut pandangan permisif, fungsi guru adalah bagaimana
menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktivitas di dalam kelas,
tanpa harus merasa takut dan tertekan. Dengan demikian, pengelolaan kelas
merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar mengejar secara
sistematis.
Tags
Psikologi Pendidikan