Oleh karena beberapa kelemahan tersebut, para
produsen melakukan penghambatan kebusukan dari ikan dengan membuat kondisi
lingkungan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan mikroba, sehingga mikroba dapat
ditekan pertumbuhanya. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan proses
penggaraman dan pengeringan yang kemudian hasil produksinya disebut ikan asin.
Ikan asin diproduksi dari bahan ikan segar atau ikan setengah basah yang
ditambahkan garam15-20%. Walaupun kadar air didalam tubuh ikan masih tinggi
30-35%, namun ikan asin dapat disimpan agak lama karena penambahan garam yang
relatif tinggi.
Untuk mendapat ikan asin berkualitas bahan
baku yang digunakan harus bermutu baik, garam yang digunakan bisa garam murni
berwarna putih bersih dan garam beryodium. Garam tersebut mengandung natrium
chlorida (NaCl) cukup tinggi, yaitu sekitar 95%. Komponen yang biasa tercampur
dalam garam adalah magnesium chlorida (MgCl), calsium chlorida (CaCl),
magnesium sulfat (MgSO4), calsium sulfat (CaSO4), kalium
iodat (KIO3).
Jika garam yang digunakan pada proses
penggaraman mengandung magnesium (Mg) dan calsium (Ca) akan menghambat
penetrasi garam kedalam daging ikan, akibatnya daging ikan berwarna putih,
keras, rapuh dan pahit (Djarijah, Abbas Siegar, 1995).
Tags
Gizi dan Nutrisi