Biasanya, nilai normal untuk suhu oral
manusia adalah 37 C (98,6oF), tetapi pada sebuah penelitian besar
terhadap orang-orang muda normal, suhu oral pagi hari rerata adalah 36,70C dengan simpang baku 0,2 C. Suhu rektum dapat mencerminkan suhu pusat tubuh
(core temperature). Suhu oral pada keadaan normal 0,5 C lebih rendah daripada
suhu rektum, tetapi suhu ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk
makanan/minuman panas atau dingin, mengunyah permen karet, merokok, dan
bernafas melalui mulut (Ganong, 2008).
Peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan oleh
kelainan di batang otak itu sendiri atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi
pusat pengendalian suhu. Demam terjadi karena penyesuaian (resetting) set point
untuk kontrol suhu, penyesuaian ini dapat disebabkan oleh protein, produk
penguraian protein, atau toksin bakteri (lipopolisakarida), yang secara
kolektif dinamai pirogen. Sebagian pirogen bekerja secara langsung pada pusat
pengaturan, tetapi sebagian besar bekerja tidak lansung (Guyton dan Hall 2009).
Sebagian besar protein, hasil pemecahan
protein dan beberapa zat tertentu lainnya, terutama toksin liposakarida yang
dilepaskan dari membran sel bakteri, dapat menyebabkan peningkatan set-point
pada thermostat hipotalamus (Guyton dan Hall, 2007). Ketika partikel virus atau
bakteri muncul di tubuh, partikel tersebut difagositosis leukosit, makrofag
jaringan, dan limfosit pembunuh granular besar. Sel ini melepaskan
interleukin-1 sebagai respon terhadap partikel fagosit. Interlekuin-1
menginduksi pembentukan prostaglandin E yang bekerja pada hipotalamus untuk
mencetuskan reaksi demam.
Ketika pembentukan prostaglandin dihambat
oleh obat-obatan, demam sepenuhnya menghilang atau setidaknya berkurang. Ini
diduga pada aspirin dan antipiretik lainnya untuk menurunkan tingkat demam, dan
hal ini menjelaskan mengapa senyawa ini tidak menurunkan suhu tubuh pada orang
normal dan sehat (yang tidak mengalami peningkatan kadar interleukin-1) (Guyton
dan Hall 2009). NSAID menekan respon demam dengan cara menghambat sintesis PGE2
(Goodman dan Gilman, 2007).
Ketika mekanisme interleukuin-1 menset ulang
set point kendali suhu, suhu tubuh dipertahankan pada tingkat yang lebih
tinggi. Peningkatan set point suhu tubuh memicu perasaan dingin dan terjadi
pengaktifan saraf yang menyebabkan menggigil dan piloereksi. Jika suhu tubuh
telah mencapai set point yang baru tersebut, yang bersangkutan tidak lagi
merasa kedinginan, dan suhu tubuh meningkat diatas normal. Jika pirogen telah
dibersihkan dari tubuh, set point untuk kontrol suhu kembali ke normal. Pada
tahap ini, suhu tubuh menjadi terlalu hangat dan timbul perasaan gerah sehingga
mekanisme saraf terpicu untuk menyebabkan vasolidasi pembulu darah kulit dan
berkeringat. (Guyton dan Hall, 2009)
Tags
Patologi
kunjungan pagi kunjungan balik blog saya :D
BalasHapusperlu diwaspadai walau pun demam bukan termasuk gejala yang serius akan tetapi sebaiknya jika kita merasakan demam segera cek kedokter agar kita tahu gejala demam yang kita alami.,
trimakasih infonya .,