Orang-orang
Indonesia pada umumnya beraklimatisasi dengan iklim tropis, yang suhunya
sekitar 29–300 C. dengan kelembaban sekitar 85–95%. Suhu yang
tinggi mengakibatkan “heat cramps”, “heat exhaustion”,“heat stroke”dan “ miliaria”.“Heat
cramps” dialami dalam lingkungan yang suhunya tinggi, sebagai akibat
bertambahnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh, dan
sebagai akibat banyak minum air, tapi tidak diberi garam untuk pengganti garam
natrium yang hilang.
Heat
cramps terasa sebagai kejang. Kejang otot tubuh dan perut yang sangat sakit. Di
samping kejang-kejang juga ada gejala yang biasa pada “heat stress” yaitu
pingsan, kelemahan, mual (enek) dan muntah.
“Heat
exhaustion” biasanya terjadi pada cuaca yang sangat panas, penderita berkeringat
sangat banyak tapi suhu badan normal atau subnormal, tekanan darah menurun nadi
lebih cepat, si sakit merasa lemah atau mungkin pingsan.
“Heat
stroke” biasanya yang terkena adalah laki-laki yang pekerjaannya berat dan
belum beraklimatisasi. Gejala yang penting suhu badan naik, kulit kering dan
panas. Gejala syaraf pusat seperti vertigo, tremor, konvulsi dan delirium.
Milaria
adalah kelainan kulit sebagai akibat keluar keringat yang berlebih-lebihan.
Reaksi
setiap orang dengan orang lain berbeda-beda walaupun terpapar dalam lingkungan
panas yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
Umur
Pada orang yang berusia lanjut akan lebih
sensitif terhadap cuaca panas bila dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
Hal ini disebabkan karena pada orang usia lanjut kemampuan berkeringat lebih
lambat dibanding dengan orang muda dan kemampuan tubuh untuk orang berusia
lanjut dalam mengembalikan suhu tubuh menjadi normal lebih lambat dibandingkan
dengan orang yang berusia lebih muda.
Jenis Kelamin
Pada iklim panas, kemampuan berkeringat
laki-laki dan perempuan hampir sama, tetapi kemampuan beraklimatisasi wanita
tidak sebaik laki-laki. wanita lebih tahan terhadap suhu dingin daripada
terhadap suhu panas, hal tersebut mungkin disebabkan kapasitas kardiovasa pada wanita
lebih kecil.
Kebiasaan
Seorang tenaga kerja yang terbiasa dalam
suhu panas akan lebih dapat menyesuaikan diri dibanding tenaga kerja yang tidak
terbiasa.
Ukuran Tubuh
Orang yang ukuran tubuh lebih kecil
mengalami tekanan panas yang relatif lebih besar tingkatannya karena adanya
kapasitas kerja maksimum yang lebih kecil, sedangkan orang gemuk lebih mudah meninggal
karena tekanan panas dibanding orang yang kurus. Hal ini karena orang yang
gemuk mempunyai rasio luas permukaan badan dengan berat badan lebih kecil di
samping kurang baiknya fungsi sirkulasi.
Aklimatisasi
Aklimatisasi terhadap suhu tinggi
merupakan hasil penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan yang ditandai dengan
menurunnya frekuensi denyut nadi dan suhu mulut atau suhu badan akibat pembentukan
keringat. Aklimatisasi dapat diperoleh dengan bekerja pada suatu lingkungan kerja
yang tinggi untuk beberapa waktu yang lama. Biasanya aklimatisasi terhadap
panas akan tercapai sesudah dua minggu bekerja di tempat itu. Sedangkan meningkatnya
pembentukan keringat tergantung pada kenaikan suhu.
Suhu Udara
Suhu nikmat sekitar 24 – 260C,
bagi orang-orang Indonesia suhu panas berakibat menurunnya prestasi kerja, cara
berfikir. Penurunan sangat hebat sesudah 320 C
Masa Kerja
Secara umum lamanya seseorang menjalani
suatu pekerjaan akan mempengaruhi sikap dan tindakan dalam bekerja. Semakin
lama seseorang menekuni suatu pekerjaan maka penyesuaian diri dengan lingkungan
kerjanya semakin baik.
Lama Kerja
Waktu kerja bagi seseorang menentukan
efisiensi dan produktivias. Segi terpenting bagi persoalan waktu kerja meliputi:
- Lamanya seseorang mampu bekerja dengan baik
- Hubungan antara waktu bekerja dan istirahat.
- Waktu bekerja sehari menurut periode yang meliputi siang (pagi, siang, sore) dan malam.
Tags
Industri dan Jasa
content yg bagus...thanks
BalasHapus