Konsep pengukuran budaya organisasi diadopsi
dari survey empat dimensi budaya Denison (Sutriso,2010) yang terdiri dari:
- Keterlibatan (Involvement)
- Konsistensi (concistency)
- Adaptibilitas (adaptibility)
- Mission
Hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat dan positif antara
budaya organisasi terhadap kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh
Denison, peneliti yang masing-masing berasal dari Stockholm School of Economics dan University of Michigan Business School yang
berjudul “Organizational Culture and Effectiveness : The case of
foreign firm in Russia”, meneliti
perusahaan Negara di Rusia, dengan sample sebanyak 179 perusahaan di Rusia
dengan model pengukuran yang dikemukakan oleh Likert. Tujuan penelitiannya
adalah menemukan keterkaitan budaya organisasi terhadap efektifitas organisasi
perusahaan Negara tersebut.
Konsep pengukuran budaya organisasi
diadopsi dari survey empat dimensi budaya Danison (1990) yang terdiri dari:
- Involpment
- Consistency
- Adaptibility
- Mission.
Efektifitas organisasi diukur berdasarkan:
- Overall performance
- Market share
- Sales Grwth
- Profitability
- Employe Satisfaction
- Quality of product
- Service and new product development.
Penelitian terhadap empat dimensi budaya
ini yang menentukan efektifitas organisasi perusahaan tersebut. Hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat dan positif antara
budaya organisasi terhadap efektifitas organisasi.
Penelitian
dilakukan oleh Mark Toncar, Lycoming
Collage dan Ilan Alon (Tika, 2010). Penelitiannya berjudul “Cultural
Determinations of International Franchising: An Empirical Examination of
Hofstade’s cultural Dimensions”. Penelitian ingin menguji empat dimensi
budaya yang telah dikembangkan Hofstede pada
perdagangan internasional di sejumlah negara maju antara lain: (1)
Israel; (2) Yugoslavia; (3) Argentina;
(4) Hungaria; (5) Hongkong; (6) Philipina; (7) Portugal; (8) Sweden; (9) Chile;
(10) Malaysia; (11) Denmark; (12) Nederlands; (13) Brazil; (14) Norway; (15)
Finland; (16) Columbia; (17) Australia; (18) New Zealend; (19) Ilaty; (20) Singapore; (21) Austria; (22)
Mexico; (23) Britain; (24) France and (24) the United State.
Adapun Indikator penelitiannya adalah:
- Individualis/Collectifism
- Power Distance
- Uncertainty-avoidance
- Sex-role-Differentiation.
Sedangkan variabel terikatnya adalah GDP
perkapita. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tiga dari empat dimensi budaya
organisasi yang dikembangkan Hofstade yaitu:
- Individualis/Collectifism
- Power Distance
- Sex-role- Differentiation
Berpengaruh signifikan terhadap GDP
perkapitan di negara tersebut, sedangkan Uncertainty-avoidance berpengaruh
tidak signifikan terhadap GDP di negara tersebut.
Penelitian
yang dilakukan oleh Marina (1998) dari Florida Gulf Coast Univrsity, Fost
Myers, Florida, USA melakukan penelitian dengan judul: Temporal elements of
organizational culture and impact on firm performance. Tujuan penelitiannya
adalah menguji dua elemen temporal budaya organisasi yaitu polychronicity dan
speed value serta pengaruhnya terhadap kinerja organisasi.
Penelitian mengambil data pada 20
perusahaan telekomunikasi dan perusahaan penerbitan dengan 90 responden. Dengan
teknik analisis korelasi diperoleh kesimpulan bahwa.
- Terdapat hubungan positif antara polycronicity values dan speed values secara bersama-sama terhadap kinerja organisasi.
- Terdapat hubungan positif antara polycronicity values terhadap kinerja organisasi.
- Terdapat hubungan positif antara speed values secara bersama-sama terhadap kinerja organisasi.
- Terdapat pengaruh positif antara polycronicity values terhadap kinerja organisasi (dengan dimediasi oleh hypercompetitive environments).
- Terdapat pengaruh positif antara speed values terhadap kinerja organisasi. (dengan dimediasi oleh hypercompetitive environments).
Dalam penelitian ini identifikasi
variabel budaya organisasi mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Denison
(1990) yang terdiri dari:
- Involpment
- Consistency
- Adaptibility
- Mission
Tags
Industri dan Jasa