Telah
diuraikan diatas bahwa berdasarkan maturitasnya, aktiva lancar mempunyai
komponen permanen dan komponen variabel. Dengan kata lain perusahaan dapat
menggunakan hutang jangka pendek atau hutang jangka panjang untuk membiayai
aktiva lancarnya.
Salah
satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah membiayai aktiva lancar
variabel dengan hutang jangka pendek. Jika perusahaan membiayai aktiva lancar
variabel dengan hutang jangka panjang, maka perusahaan akan kelebihan hutang
pada saat pembiayaan variabel sudah tidak dibutuhkan lagi.
Akibat
dari kelebihan hutang ini, perusahaan akan membayar bunga untuk pembiayaan yang
tidak diperlukan atau alternatifnya membayar kembali hutang tersebut dengan biaya
yang relatif besar.
Sedangkan
untuk aktiva lancar permanen, perusahaan dapat membiayai dengan hutang jangka
panjang. Jika dibiayai dengan hutang jangka pendek, maka perusahaan harus
memperpanjang hutang berkali-kali dengan biaya yang besar. Dengan demikian
pembiayaan aktiva lancar permanen jika dibayar dengan hutang jangka pendek akan
kurang menguntungkan.
Demikian
pula jika kebutuhan pembiayaan permanen dibiayai dengan hutang jangka pendek,
biasanya juga akan besar. Pada saat hutang jangka pendek diperbaharui dan
tingkat bunga meningkat, perusahaan harus memperbaharui dengan biaya bunga yang
lebih tinggi.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa dalam mempertimbangkan pembiayaan untuk modal
kerja, apakah dengan menggunakan pinjaman jangka panjang atau jangka pendek,
harus dipertimbangkan dua faktor, yaitu fleksibilitas dan biayanya.
Jika
kebutuhan dana adalah musiman, perusahaan tidak akan mempergunakan pinjaman
jangka panjang, walaupun pinjaman tersebut dapat dikembalikan, terutama jika
dibutuhkan dana dalam waktu dekat akan lebih bijaksana jika perusahaan memilih
pinjaman jangka pendek untuk modal kerja fleksibel.
Aspek
biaya modal dalam hal ini terutama bunga, akan mempengaruhi keputusan pemilihan
penggunaan modal pinjaman yang akan digunakan untuk mendanai modal kerja.
Terutama untuk perusahaan-perusahaan yang mempunyai kebutuhan modal usaha yang
berubah-ubah, datang secara teratur, berangsur bertambah besar atau kecil, hal
ini dikenal apa yang disebut dengan “optimum modal”.
Optimum
modal merupakan jumlah kebutuhan modal sementara, yang apabila menggunakan
hutang jangka pendek akan lebih mahal dari pada bila menggunakan hutang jangka
panjang, dimana pada waktu tidak digunakan hutang jangka panjang, dimana pada
waktu tidak digunakan hutang jangka panjang tadi dipinjamkan lagi kepada yang
lain.
Secara
umum dapat dikatakan bahwa sumber-sumber pembiayaan modal kerja terdiri dari:
Permanent Financing
Sumber yang bersifat permanen, sumber ini
digunakan untuk keperluan mempertahankan sirkulasi modal sehingga tidak terjadi
suatu kemacetan. Untuk itu sumber yang paling utama adalah dengan modal
sendiri, atau jika terdapat kekurangan dapat ditambah dengan pinjaman jangka
panjang. Dengan kata lain permanent financing digunakan untuk memodali
permanent working capital.
Current Financing
Sumber yang bersifat current (lancar)
untuk memodali modal kerja variabel yang sumbernya dapat dibagi menjadi:
Internal Sources
Modal kerja yang bersumber dari modal
kerja sendiri, yang dihasilkan atau dibentuk dari dalam perusahaan.
Sumber-sumber tersebut terdiri dari:
- Laba ditahan. Besarnya laba yang dimaksudkan dalam cadangan atau ditahan, selain tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, juga tergantung kepada devidend policy dan plowing back policy yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Meskipun laba yang diperoleh selama periode tertentu besar, akan tetapi karena perusahaan mengambil kebijaksanaan bahwa sebagian besar dari laba tersebut dibagikan sebagai devidend. Maka bagian laba yang dijadikan cadangan adalah kecil, yang berarti bahwa sumber intern yang berasal dari cadangan adalah kecil jumlahnya.
- Depresiasi. Besarnya akumulasi depresiasi setiap tahunnya adalah tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum akumulasi depresiasi tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan. Meskipun waktunya terbatas sampai pada saat penggantian tersebut. Selama waktu itu akumulasi depresiasi merupakan sumber penawaran modal di dalam perusahaan itu sendiri. Semakin besar jumlah akumulasi, maka semakin besar pula sumber intern dari dana yang dihasilkan di dalam perusahaan yang bersangkutan.
External Sources
Sumber yang berasal dari luar perusahaan
seperti dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau
pengambil bagian di dalam perusahaan.
Modal yang berasal dari para kreditur
adalah merupakan hutang bagi perusaan dan modal yang berasal dari para kreditur
tersebut adalah apa yang disebut dengan”modal asing”, misalnya kredit bank,
pinjaman dari pihak lainnya atau kredit dagangan.
Sedangkan dana yang berasal dari pemilik,
peserta atau pengambil bagian bagian di dalam perusahaan adalah merupakan dana
yang ditanamkan dalam perusahaan dan dana ini dalam perusahaan tersebut akan
menjadi “modal sendiri”. Dengan demikian maka pada dasarnya dana yang berasal
dari sumber external adalah terdiri dari “modal asing dan modal sendiri”.
Tags
Industri dan Jasa