Dalam menyampaikan pendidikan seks yang
berisi informasi seputar masalah seksualitas yang mereka hadapi banyak sekali
metode yang di pakai, yaitu dapat melalui diskusi, pemberian informasi oleh
orang tua, guru maupun teman sebaya yang disesuikan dengan kebutuhan individu
itu sendiri (Sahabat Remaja, 1999).
Widyantoro
(Miqdad,2000) mengemukakan beberapa metode dalam menyampaikan pendidikan seks
yaitu:
- Metode Ceramah
- Metode tanya jawab
- Diskusi kelompok
- Pemutaran Film
- Magnetic panel
- Metode gambar
Selain itu, Widyantoro juga mengingatkan hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pemberian pendidikan seks di antaranya usia
peserta, waktu yang diberikan serta lingkungan dimana pendidikan seks itu
diberikan.
Sahabat Remaja (1999) mengungkapkan beberapa
metode dalam pemberian informasi pendidikans seks yaitu melalui metode ceramah
dan diskusi seksualitas remaja (CDSR), Focus Group Discussion (diskusi kelompok
terarah), Penyampain informasi keliling (infoling) serta melalui pendidikan
teman sebaya dan remaja yang terlibat pada program ini disebut pendidik teman
sebaya.
Penjelasan tentang masing - masing metode
adalah sebagai berikut:
Ceramah
dan diskusi seksualitas remaja (CDSR)
Pada
metode ini seorang penceramah yang telah terlebih dahulu mendapatkan pelatihan
akan menyampaikan materi yang berisikan informasi seputar seksualitas remaja,
diantaranya masalah kesehatan reproduksi, organ-organ reproduksi serta
fakta-fakta aktual yang telah teijadi menyangkut perilaku seksual remaja,
setelah itu penceramah menjadi nara sumber dan diadakan tanya jawab dengan
peserta. Metode ini memang sangat terbatas karena terjadi secara insidentil
dengan tenggang waktu kurang lebih 2 jam. Namun sebagai permulaan metode ini
cukup efektif karena dapat menjangkau semua kalangan usia.
Focus
Group Discussion (Diskusi Kelompok Terarah)
Metode
ini juga merupakan salah satu cara penyampaian informasi seksualitas remaja
yang mengajak beberapa orang remaja (7-10 orang) kemudian membentuk sebuah
kelompok diskusi. Dengan difasilitasi oleh seorang fasilitator yang telah
dibekali pengetahuan seputar seksualitas, kemudian kepada peserta disampaikan
suatu kasus yang kemudian didiskusikan antar sesama peserta. Metode ini memang
cukup interaktif karena dengan jumlah yang sedikit perhatian peserta menjadi
lebih terfokus. Namun metode ini hanya bisa menjangkau sekelompok orang dan
kurang disenangi bagi mereka yang sangat pasif dalam berdiskusi atau
mengeluarkan pendapat.
Informasi
Keliling (Infoling)
Metode
ini disampaikan dengan cara membagikan pamflet ataupun liflet yang berisikan
masalah seksualitas remaja. Metode ini dilakukan ditempat-tempat keramaian
ataupun tempat-tempat yang banyak dikunjungi remaja. Kelemahan dari metode ini
adalah terkadang remaja kurang berkeinginan untuk rnembaca apalagi ketika
berada di tempat keramaian. Tidak jarang liflet ataupun pamflet tersebut hanya
dibuang di tempat sarnpah. Kelebihan dari metode ini adalah dalam vvaktu yang
cukup singkat dapat membagikan informasi kepada banyak orang.
Metode
Pendidikan Teman Sebaya
Pada
program ini remaja menjadi pelaku aktif sebagai sumber informasi dan mendukung
teman-teman sebayanya dalam mengatasi setiap permasalahan seksuakitas yang
mereka hadapi. Diharapkan melalui program ini dimana seorang pendidik teman
sebaya akan memberikan informasir.ya kepada 5-8 orang temannya dalam sebulan
maka di harapkan dalam satu semester berarti ada sekitar 30 48 orang yang
mendapatkan informasi tentang pendidikan seks. Hal ini akan terus berlanjut
dengan menghasilkan terus remaja-remaja pendidik teman sebaya melalui pelatihan
yang nantinya mereka akan terus memberikan informasinya kepada teman sebaya
secara berantai. Kelebihan dari metode ini adalah informasi yang tersampaikan
akan terus menerus tersampaikan kepada teman-temannya yang lain, sementara
kekurangannya adalah masih minimnya kader-kader pendidik teman sebaya pada tiap
sekolah (Lentera PKBI DIY.1996).
Tags
Perilaku Seksual