Seseorang yang mempunyai kebiasaan
teratur, akan merasa kebutuhan membuang air besar pada kira-kira waktu yang
sama setiap hari. Hal ini di sebabka oleh reflek gastro kolika yang biasanya
bekerja sesudah sarapan pagi. Makanan yang sudah sampai lambung akan merangsang
peristaltic di dalam usus, merambat ke kolon sisa makanan yang dari hari
sebelumnya, yang waktu malam mencapai sekum, mulai bergerak isi kolon dan terjadi
persaan di daerah perineum.
Tekanan intra abdominal bertambah
dengan penutupan glottis, kontraksi diafragma dan otot abdominal, spinter anus
mengendor, dan kerjanya berakhir. Kerja defekasi dipengaruhi oleh factor
kebisaan (Notoatmodjo, 2003).
Seseorang hendaknya berlatih untuk
buang air besar tiap pagi, sebelum kesibukan hari tertunda menyebabkan
konstipasi (sembelit). Beberapa orang buang air besar sebelum sarapan pagi,
atau ada juga yang sesudahnya. Ada yang harus keluar rumah pagi-pagi buang air besar
setelah pulang kerja, ada pula yang pada malam hari karena mmebutuhkan waktu
yang tenang untuk memenuhi kebutuhannya.
Ada yang satu kali sehari, ada yang
lebih sering, yang lain lagi dua hari sekali atau dengan jangka waktu lebih
panjang. Jadi frekuen buang air besar tiap orang berbeda-beda. Seorang yang
normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata 330 gram sehari. Tinja ini
berisi bakteri, lepasan epithelium usus, nitrogen, gram, zat besi, selulosa dan
sisa zat makanan lain yang tidak larut dalam air (Notoatmodjo, 2007) .