Minyak
goreng berfungsi sebagai media penghantar panas, penambah rasa gurih dan
penambah kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya.
Makin tinggi titik asap , makin baik mutu minyak goreng. Lemak atau minyak yang
digunakan untuk menggoreng titik asapnya akan turun, karena telah terjadi
hidrolisis. Karena itu untuk menekan terjadinya hidrolisis, pemanasan lemak
atau minyak sebaiknya dilakukan pada suhu yang tidak terlalu tinggi, pada
umumnya suhu penggorengan adalah 177-221ºC (Winarno,1992).
Minyak
dan lemak juga memberikan rasa gurih dan aroma yang spesifik. Pada dunia
teknologi roti (bakery technology) minyak dan lemak penting dalam memberikan
konstitensi empuk dan halus. Bahan lemak atau minyak yang dipakai dalam
pembuatan roti dan kue dikenal sebagai shortening (Sudarmadji,2003).
Lemak
nabati dan lemak hewani dalam kewujudannya ada yang mudah dilihat atau kentara
disebut visible fat, seperti lemak hewani yang sering dijual di pasar (mentega,
keju, dan lain-lain). Sedangkan lemak yang belum kentara disebut invisible fat
yaitu lemak yang terdapat pada susu, kacang-kacangan, kuning telur dan
lain-lain. Baik pada visible fat maupun pada invisible fat terkandung asam- asam
lemak (Kartasapoetra,1986).
Tags
Gizi dan Nutrisi