Kebijakan modal kerja yang bisa diambil
oleh pihak perusahaan adalah:
Kebijakan Konservatif
Dalam kebijakan ini modal kerja permanen
dan sebagian modal kerja variabel dipenuhi oleh dengan sumber dana jangka
panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dipenuhi dengan sumber
dana jangka pendek. Kebijakan ini sering disebut dengan kebijakan konservatif
(hati-hati), sebab sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo yang relatif
lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam pelunasan kembali dimana
perusahaan mempunyai tingkat keamanan atau margin of safety yang besar.
Kebijakan Moderat
Pada kebijakan ini perusahaan membiayai
setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka
waktu perputaran aktiva tersebut. Dimana aktiva yang bersifat permanen, yakni
aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka
panjang, dan aktivanya bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai
dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan pada prinsip
matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya
disesuaikan dengan lamanya dana tersebut yang dibutuhkan perusahaan. Oleh
karena itu kesulitan yang dihadapi adalah memperkirakan jangka waktu skedul
arus kas bersih dan pembayaran hutang. Dalam kebijakan akan muncul trade-off
antara profitabilitas dan resiko.
Kebijakan Agresif
Dalam kebijakan ini perusahaan, dimana
kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek.
Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung risiko yang cukup besar,
sedangkan trade-off yang diharapkan adalah memperoleh profitabilitas yang lebih
besar.
Tags
Industri dan Jasa