Anatomi
Kerang
adalah salah satu hewan lunak (Mollusca) kelas Bivalvia atau Pelecypoda. Secara
umum bagian tubuh kerang dibagi menjadi lima, yaitu (1) kaki (foot byssus), (2)
kepala (head), (3) bagian alat pencernaan dan reproduksi (visceral mass), (4)
selaput (mantle) dan cangkang (shell). Pada bagian kepala terdapat organ- organ
syaraf sensorik dan mulut. Warna dan bentuk cangkang sangat bervariasi tergantung
pada jenis, habitat dan makanannya (Setyono, 2006).
Menutur
Romimohtarto (2009), kerang biasanya simetri bilateral, mempunyai sebuah mantel
yang berupa daun telinga atau cuping dan cangkang setangkup. Mantel dilekatkan
ke cangkang oleh sederetan otot yang meninggalkan bekas melengkung yang disebut
garis mantel. Fungsi dari permukaan luar
mantel adalah mensekresi zat organik cangkang dan menimbun kristal-kristal
kalsit atau kapur.
Cangkang terdiri dari tiga lapisan,
yakni:
- lapisan luar tipis, hampir berupa kulit dan disebut periostracum, yang melindungi
- lapisan kedua yang tebal, terbuat dari kalsium karbonat; dan
- lapisan dalam terdiri dari mother of pearl, dibentuk oleh selaput mantel dalam bentuk lapisan tipis. Lapisan tipis ini yang membuat cangkang menebal saat hewannya bertambah tua.
Sistem Pernapasan
Kerang
bernapas dengan sepasang insang yang dinamakan ctenidium dan mantel. Insang
merupakan penyaring aktif yang mengambil oksigen dan bahan organik dalam air
serta menolak apa saja yang dapat menyumbat alat penyaring tersebut. Insang
melekat pada organ-organ dalam di bagian depan dan bagian ujungnya bebas di
dalam rongga mantel.
Sistem Pencernaan
Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, esofagus yang pendek, lambung yang dikelilingi
kelenjar pencernaan, usus, rektum dan anus. Mulut kerang terdiri dari
palpus-palpus atau cuping-cuping bibir yang merupakan dua daun telinga terlipat
dua, akar insang melekat pada tempat yang terletak diantara dua daun telinga
tersebut.
Dalam
mengalirkan makanan ke mulut, cilia memegang peranan penting. Sebagai filter
feeder, sebagian besar kerang menyaring makanannya menggunakan insang yang
berlubang-lubang. Makanan utamanya adalah plankton terutama fitoplankton
(Suwignyo, 2005).
Plankton
yang dibawa oleh arus insang (pernafasan) mengalami seleksi lagi. Beberapa
jasad yang tidak dikehendaki, misal karena mereka berduri, diarahkan keakhir
cuping. Di tempat ini mereka jatuh ke dalam rongga mantel dan secara berkala
dikeluarkan sebagai kumpulan benda kecil, atau benda seperti feces, ke dalam
air laut. Zat hara yang diterima diteruskan ke mulut dan ke kerongkongan
berbulu getar yang berakhir ke lambung. Partikel-partikel yang besar diteruskan
ke usus, sedangkan zat hara lainnya dikirim ke kantung atau tabung pencernaan
yang mengelilingi perut. Usus memanjang membentuk lingkaran di dalam kelenjar
genital, melewati atas jantung, melilit sekeliling otot pengikat, dan berlanjut
sebagai rektum. Anus berbentuk corong, yang membuang feses ke luar dari mantel
(Romimohtarto, 2009).
Peredaran Darah
Menurut
Suwignyo (2005), peredaran darah bivalvia adalah peredaran darah terbuka yaitu
darah dari jantung ke sinus organ, ginjal, insang dan kembali ke jantung. Dalam
jantung terdapat campuran darah yang mengandung oksigen dan yang tidak
mengandung oksigen. Darah bivalvia biasanya tidak berwarna, namun kerang jenis
Anadara, famili Arcidae mempunyai sel darah yang mengandung hemoglobin.
Alat Indera
Alat
indera yang utama terletak di tepi mantel. Alat peraba berbentuk tentakel
terdapat pada sifon inhalant dan ekshalant. Alat indera berupa sepasang
statocyst yang biasanya terdapat di kaki, terletak di dekat ganglion kaki.
Selain itu terdapat ocelli untuk mendeteksi perubahan intensitas cahaya.
Ekskresi
Hasil
ekskresi bivalvia dibuang ke rongga suprabranchia melalui nephrostome dalam
rongga perikardium. Hasil buangan utama adalah amonia, dan urea, keluar dari
tubuh melalui sifon ekshalant.
Reproduksi
Pembuahan
bivalvia umumnya eksternal (perairan terbuka), gamet dikeluarkan melalui sifon
ekshalant. Faktor yang mempengaruhi pemijahan adalah suhu air, pasang surut dan
zat yang dihasilkan oleh gamet dari lawan jenisnya. Pembuahan eksternal,
merupakan kekhasan bivalvia laut, menghasilkan larva trochopore, kemudian
menjadi veliger yang berenang bebas sebagai meroplankton. Veligernya mempunyai
dua keping cangkang.
Masa
hidup larva veliger sebagai plankton bervariasi dari beberapa hari sampai
beberapa bulan, sebelum akhirnya turun ke substrat. Metamorfosa dicirikan oleh
lepasnya velum dengan tiba-tiba, untuk kemudian tumbuh menjadi kerang muda
(Suwignyo, 2005).
Tags
Laut