Pemikiran
Plato (477-347 SM) yang masih mencampur-adukkan ‘ide’ (sebagai inti dari jiwa
manusia) dengan ‘roh’ (sebagai zat yang masuk ke dalam jasad manusia sehingga manusia
itu hidup) misalnya, ditentang oleh pendapat seorang pendeta Katholik St.
Thomas Aquinas (1224-1247) yang menyatakan bahwa jiwa dan roh harus dipisahkan.
Jiwa merupakan objek studi dari psikologi, sedangkan roh adalah urusan agama.
Demikianlah awal dari pertumbuhan psikologi. Kemudian Deskrates (1496-1650)
datang dengan semboyannya ‘cogito ergo sum’, yang berarti ‘saya berfikir, maka
saya ada’. Dan sejak itu timbul aliran yang mementingkan kesadaran dalam
psikologi.
Dalam
mempelajari jiwa, perlu sebuah alat atau ilmu sebagai bahan pendekatan untuk
mengetahui objek tersebut. Jiwa merupakan objek keilmuan dan alat untuk
mendekati objek itu adalah psikologi.
Psikologi
adalah ilmu yang masih muda. Ia terpisah menjadi ilmu yang berdiri sendiri sejak
tahun 1879, yaitu pada waktu didirikannya laboratorium psikologi yang pertama
oleh Wilhelm Wundt (1832-1920) di Leipzig Jerman.
Pengertian Jiwa
Jiwa
merupakan kajian utama pada ruang lingkup psikologi, berbeda dengan fisiologi
yang mempelajari struktur dan fungsi organ fisik biologis manusia, karena
psikologi secara etimologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Menurut
asal katanya, psikologi berasal dari kata Yunani yaitu psyche dan logos.
Mengenai kata logos kiranya sudah banyak orang yang tahu, artinya adalah nalar,
logika atau ilmu. Tetapi apakah psyche itu? Istilah Psyche mempunyai banyak
arti. Dalam bahasa Inggris yaitu soul, mind, spirit. Dalam bahasa Indonesia
ketiga kata-kata tersebut dapat diwakili oleh satu kata yaitu “jiwa”. Karena
itulah kebanyakan orang cenderung mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa.
Tetapi arti “ilmu jiwa” masih kabur sekali.
Apa yang dimaksud dengan jiwa, tidak seorangpun yang tahu dengan sesungguhnya.
Karena kekaburan arti itu, sering timbul berbagai pendapat mengenai definisi
psikologi yang saling berbeda, sesuai
dengan sudut pandang dan penafsiran masing-masing tokoh. Maka psikologi
membatasi diri untuk hanya mempelajari gejala-gejala kejiwaan, khususnya
kondisi, proses, dan fungsi-fungsi kejiwaan, dan untuk lebih mendapatkan
kejelasan sasaran telaah metodologi dan efektifitas teknik-teknik
pendekatannya, maka psikologi menyatakan diri sebagai sains yang mempelajari
perilaku manusia, dengan asumsi bahwa perilaku merupakan ungkapan dan cerminan
dari kondisi, proses, dan fungsi-fungsi kejiwaan.
Sarlito
Wirawan Sarwono dalam bukunya Pengantar Umum Psikologi memberikan definisi
tentang psikologi yang sekiranya bisa diterima oleh semua pihak. Dia
mengemukakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
Dalam
definisi di atas terdapat beberapa unsur. Pertama ilmu pengetahuan, yaitu suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode
tertentu. Kedua tingkah laku atau perbuatan mempunyai arti yang lebih konkret
dari pada jiwa. Karena lebih konkret itu, maka tingkah laku lebih mudah
dipelajari dari pada jiwa dan melalui tingkah laku kita dapat mengenal
seseorang. Termasuk tingkah laku di sini adalah perbuatan yang terbuka dan
tertutup. Tingkah laku yang terbuka adalah tingkah laku yang segera dapat
dilihat oleh orang lain, misalnya makan, minum, memukul, berbicara, menangis
dan sebagainya. Sedangkan tingkah laku yang tertutup adalah tingkah laku yang
hanya dapat diketahui secara tidak langsung dengan melalui alat-alat atau
metode-metode khusus, tingkah laku tertutup ini misalnya keadaan berfikir,
sedih, berkhayal, bermimpi, takut dan sebagainya. Ketiga adalah manusia, karena
makin lama objek materiil psikologi
makin mengarah kepada manusia, oleh karena manusia-lah yang paling
berkepentingan dengan ilmu ini dan paling membutuhkan ilmu dalam berbagai segi kehidupan.
Keempat adalah lingkungan, yaitu tempat di mana manusia itu hidup, menyesuaikan
diri (beradaptasi) dan mengembangkan dirinya.
Jadi, jiwa menurut kacamata psikologi
merupakan cerminan dari perilaku yang dimunculkan oleh seseorang dalam bentuk
tindakan dan perbuatan nyata yang meliputi tindakan yang dapat teramati
(perilaku terbuka) maupun tindakan yang tidak dapat diamati secara langsung
(perilaku tertutup) dalam hubungannya dengan realitas ekternal di luar
dirinya.
Jiwa Menurut Aliran-Aliran Dalam
Psikologi
Bertolak
dari pengertian bahwa psikologi sebagai ilmu yang menelaah perilaku manusia,
para ahli psikologi umumnya berpandangan bahwa kondisi ragawi, kualitas
kejiwaan dan situasi lingkungan merupakan penentu-penentu utama perilaku dan
corak kepribadian manusia.
Berangkat dari sinilah maka psikologi
merupakan alat untuk mengetahui jiwa manusia yang sesungguhnya.
Sampai dengan penghujung abad dua puluh
ini terdapat empat aliran besar psikologi, yaitu:
- Psikoanalisis (Psychoanalysis)
- Psikologi Perilaku (Behavior Psychology)
- Psikologi Humanistik (Humanistic Psychology)
- Psikologi Transpersonal (Transpersonal Psychology)
Masing-masing
aliran meninjau manusia dari sudut pandang berlainan, dan dengan metodologi
tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi dan asas tentang kehidupan
manusia, kemudian membangun teori dan filsafat mengenai manusia. Walaupun sebenarnya
banyak sekali aliran- aliran lain dalam psikologi, namun dalam sejarah
perkembangannya hanya empat aliran tersebut di ataslah yang mendapat tempat dan
apresiasi yang menyebabkan keempat aliran tersebut tetap eksis sampai dengan
sekarang.
Tags
Psikologi Umum