Bayi yang
merasakan ikatan yang aman dapat pergi meninggalkan ibunya dengan bebas tapi
tetap memperhatikan keberadaan ibunya hanya dengan memandang sekilas. Bayi yang
merasakan ikatan yang aman akan merespon positif apabila digendong oleh orang
lain dan ketika diletakkan kembali, dan akan kembali bermain dengan bebas. Pada
bayi yang merasakan ikatan yang tidak aman akan menghindar dari ibunya atau
akan merasakan perasaan yang bertentangan terhadap ibunya, merasa asing, dan
marah karena perpisahan yang sebentar setiap harinya. (Santrock, 1998).
Mary
Ainsworth bekerja sama dengan Bowlby menemukan bahwa kualitas attachment akan
mempengaruhi perkembangan anak. Maka Ainsworth melakukan observasi alami dengan
mengembangkan struktur tertentu untuk mengukur perilaku attachment menggunakan
strange situation, yaitu prosedur dimana pengalaman anak pada serangkaian
perpisahan dan pertemuan dengan pengasuhnya dan reaksi anak diamati (dalam
Kaplan, 2000).
Strange
situation yang dikembangkan Mary Ainsworth, bayi dapat dikategorikan menjadi
tiga kategori berdasarkan perilaku yang diamati. Kemudian, muncul kategori
keempat dari perilaku yang teramati. Berikut adalah keempat kategori attachment
(dalam Kaplan, 2000):
Secure attachment
Bayi
yang diklasifikasikan sebagai securely attached jika bertemu dengan ibunya,
mereka menyapa ibunya dengan positif, berusaha untuk mendekatkan diri pada saat
bertemu, dan hanya menunjukkan beberapa perilaku negatif terhadap ibunya. Bayi
yang secure menggunakan ibunya sebagai dasar yang aman untuk menjelajahi
lingkungannya. Ketika ibunya meninggalkannya, bayi akan protes atau menangis,
tapi ketika ibu kembali, bayi akan menyapa dengan penuh kesenangan, dan anak
ingin digendong dan dekat dengan ibunya.
Anxious/avoidant attachment
Bayi yang diklasifikasikan dalam avoidant
mengabaikan ibunya ketika ibunya memasuki ruangan pada saat reuni/bertemu
kembali dan menghindar untuk melakukan kontak dengan ibunya. Mereka menjelajahi
lingkungan tanpa menggunakan ibunya sebagai dasar untuk eksplorasi dan tidak
peduli apakah ibunya ada atau tidak. Ketika ibunya meninggalkannya, anak tidak
terpengaruh dan ketika ibunya kembali lagi, anak akan menghindari ibunya.
Mereka tidak mau mengadakan kontak ketika sedang distress dan tidak mau
dipegang.
Anxious /resistant attachment
Bayi yang diklasifikasikan sebagai
resistant menunjukkan kecemasan yang hebat ketika memasuki ruangan sebelum sesi
dimulai. Dari awal bayi memegang erat ibunya dan takut untuk menjelajahi
ruangan dengan sendiri. Mereka sangat cemas akan perpisahan dan sering menangis
secara berlebihan. Mereka menunjukkan sikap marah ketika bertemu dengan ibunya.
Mereka menjadi bingung antara mencari atau menghindar untuk mengadakan kontak
dengan ibunya. Bayi ini mencari kontak dengan ibunya dan pada saat yang sama
juga menolak orang tuanya karena kemarahan mereka kepada orang tuanya.
Anxious/disorganized-disoriented
attachment
Kelompok yang keempat, bayi
disorganized/disoriented menunjukkan banyak perilaku yang berbeda. Kadang-kadang
mereka mendekati pengasuhnya, kemudian menunjukkan penghindaran atau tiba-tiba
menangis. Bayi juga menunjukkan perilaku yang bertentangan pada saat yang sama,
seperti mendekati orang tuanya tanpa melihat kepada orang tuanya. Ada yang
menunjukkan ketakutan terhadap pengasuhnya. Mereka menunjukkan kebingungan,
kuatir dan depresi. Banyak anak yang diabaikan dan disiksa yang menunjukkan
perilaku ini. Bayi juga menunjukkan tingkat hormon tinggi yang mengindikasikan
stress.
Pengukuran
secure dan insecure attachment pada remaja dan orang dewasa umumnya menggunakan
Adult Attachment Interview (AAI). Pengukuran ini mengukur ingatan
individu mengenai hubungan attachment yang penting.
Berdasarkan dari respon terhadap AAI,
individu diklasifikasikan sebagai berikut (dalam Santrock, 2002):
- Secure-autonomous, dimana koresponden merespon bahwa masa bayinya mengalami secure attachment.
- Dismissing/avoidant attachment yaitu kategori insecure dimana individu tidak menekankan pentingnya attachment. Kategori ini berkaitan dengan pengalaman penolakan yang konsisten dari pengasuhnya. Akibat yang mungkin terjadi dari dismissing/avoidant attachment adalah orang tua dan remaja saling menjauhi satu sama lain, dimana pengaruh orang tua terhadap remaja sedikit. Dismissing/avoidant attachment berhubungan dengan perilaku kekerasan dan agresif pada remaja.
- Preoccupied/ambivalent attachment yaitu kategori insecure dimana remaja merasa pengalaman attachment-nya hypertuned (terlalu dijaga). Hal ini umumnya terjadi karena keberadaan orang tua tidak konsisten untuk remajanya. Hal ini akan memunculkan perilaku mencari attachment yang tinggi, bercampur dengan perasaan marah. Konflik antara orang tua dan remaja dalam tipe attachment ini dianggap berlebihan untuk kesehatan perkembangan.
- Unresolved/disorganized attachment yaitu kategori insecure dimana remaja mempunyai ketakutan yang tinggi dan tidak jelas. Ini bisa disebabkan pengalaman traumatik karena kematian orang tua atau disiksa orang tua.
Berdasarkan
konsep internal working model dari Bowlby maka Bartholomew menyatakan
empat kategori tipe adult attachment berdasarkan dua dimensi yaitu working
model of self (seperti seberapa berharganya dirinya) dan working model
of others (seperti seberapa besar orang lain dapat dipercaya). Model of
self (positif dan negatif) dan model of others (positif dan negatif)
tersebut menciptakan empat jaringan sel. Seorang individu dapat dikategorikan
ke dalam satu dari keempat kategori tersebut. Keempat kategori tersebut adalah:
secure, dismissing, preoccupied, dan fearful. Individu yang secure dikarakteristikkan
dengan adanya perasaan nyaman terhadap intimasi dan kebebasan dan mempunyai
working model yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Individu
yang dismissing menghindari intimasi dimana hal tersebut akan menjadi ancaman
bagi dirinya dan kebebasannya. Mereka mempunyai working model yang
positif terhadap diri sendiri dan working model yang negatif terhadap orang
lain. Individu yang preoccupied adalah orang yang cemas dan berpegang teguh
dalam membentuk hubungan, asyik dengan hubungan yang terbentuk tersebut, dan
mempunyai working model yang negatif terhadap diri sendiri dan working model
yang positif terhadap orang lain. Individu yang fearful menghindari intimasi
dimana mereka takut akan disakiti oleh orang lain atau perasaan sakit karena
ditinggal oleh seseorang. Mereka mempunyai working model yang negatif terhadap
diri sendiri dan orang lain. Di bawah ini akan digambarkan adult attachment
style dari Bartholomew (dalam Baron, 2006).
Feeney,
Noller, dan Hanrahan (dalam Stein, 2002) menciptakan Attachment Style
Questionnaire (ASQ) berdasarkan 4 cluster utama dari adult attachment yang
terdiri dari 40 aitem pernyataan. Dalam ASQ terdapat lima subskala yaitu: confidence,
discomfort with closeness, relationship as secondary, need for approval,
dan preoccupation with relationship. Pembagian subskala ini ke dalam
cluster yaitu subskala confidence untuk mengukur secure attachment,
subskala discomfort with closeness digunakan untuk mengukur fearful
attachment, subskala relationship as secondary digunakan untuk mengukur dismissing
attachment dan yang terakhir subskala need for approval dan
preoccupation with relationship digunakan untuk mengukur preoccupied
attachment.
Tags
Perkembangan Anak