Enzim
adalah katalisator sejati. Molekul ini meningkatkan kecepatan reaksi kimia
spesifik, yang tanpa enzim akan berlangsung amat lambat. Enzim tidak dapat
mengubah titik kesetimbangan reaksi yang dikatalisisnya dan enzim juga tidak
akan habis dipakai atau diubah secara permanen (Lehninger, 1982).
Pemanfaatan
enzim dalam bidang industri harus memperhatikan faktor penting yang sangat
mempengaruhi efisiensi dan efektivitas kerja enzim yang digunakan. Faktor yang
mempengaruhi reaksi enzim antara lain konsentrasi enzim, suhu, pH, dan
spesifitas enzim (Hartati et al., 2002).
Amilase
dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan enzim (Winarno, 1986):
α-amilase (1,4-α-D-glukan-glukanohidrolase)
Alfa-amilase merupakan enzim
ekstraseluler yang menghidrolisis ikatan 1,4-α-D-glukanohidrolase. Alfa-amilase
dibentuk oleh berbagai bakteri dan fungi. Aktifitas α-amilase ditentukan dengan
mengukur hasil degradasi pati, biasanya dari penurunan kadar pati yang larut
atau kadar dekstrinnya dengan menggunakan substrat jenuh. Hilangnya substrat
dapat diukur dengan pengurangan derajat pewarnaan iodium. Pati yang mengandung
amilosa bereaksi dengan iodium menghasilkan warna biru, sedangkan dekstrin bila
bereaksi dengan iodium berwarna coklat.
Keaktifan α-amilase juga dinyatakan
dengan pengukuran viskositas dan jumlah produksi yang terbentuk. Laju
hidrolisis akan meningkat bila tingkat polimerisasi menurun dan laju hidrolisis
akan lebih cepat pada rantai lurus (Winarno, 1986).
β-amilase (1,4-α-D-glukan maltohidrolase)
Beta-amilase merupakan exoenzim yang
memotong amilum menjadi gugus-gugus maltose. Enzim ini ditemukan pada tanaman tingkat
tinggi dan mikroorganisme (Siti, 1995: 7). Enzim β-amilase memecah ikatan
glukosida α-1,4 pada pati dan glikogen yang terjadi secara bertahap dari arah
luar atau ujung rantai gula yang bukan pereduksi, karena pemotongannya dari
arah luar maka enzim ini disebut eksoamilase (Winarno, 1986).
γ-amilase (Glukoamilase)
Glukoamilase merupakan enzim yang
memotong rantai pati secara acak menjadi molekul-molekul glukosa. Hasil
reaksinya hanya glukosa, sehingga dapat dibedakan dengan α dan β amilase.
Dengan pengaruh enzim glukoamilase posisi glukosa α dapat diubah menjadi β, pH
optimal 4-5 dan suhu optimal 50-600 C (Winarno, 1986). Bakteri
penghasil enzim amilase dapat menghidrolisis pati menjadi molekul-molekul
maltosa, glukosa, dan dekstrin.
Tags
Enzim