Desain
perkerjaan haruslah dirancang dengan sebaik mungkin dengan mempertimbangkan
elemen-elemen yang mempengaruhi desain pekerjaan. Menurut Handoko (2001)
elemen-elemen desain pekerjaan adalah:
Elemen-elemen organisasional
Elemen-elemen
organisasional merupakan elemen yang harus diperhatikan suatu organisasi dalam
pembentukan atau desain perkerjaan. Elemen-elemen organisasional pada desain
pekerjaan bersangkutan efisiensi. Efisiensi merupakan suatu pencapaian tujuan
sesuai dengan pendanaan-pendanaan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara efisien mendorong pegawai yang mampu
dan termotivasi untuk mencapai keluaran yang maksimal. Perhatian akan efisiensi
ini telah dimulai sejak munculnya manajemen ilmiah. Para ahli mencurahkan riset
mereka untuk menemukan cara-cara terbaik untuk merancang pekerjaan yang
efisien.
Studi
gerak dan waktu membeberkan sesuatu disiplin baru, yaitu teknik industri.
Berbagai upaya tersebut menunjukkan bahwa spesialisasi adalah elemen kunci
dalam desain pekerjaan. Bila para karyawan bekerja berulang-ulang sampai batas
tertentu, tingkat keluarannya bisanya lebih tinggi. Penemuan-penemuan para
peneliti ini dapat diterapkan dalam era komputerisasi sekarang.
Berikut
ini adalah elemen-elemen organisasi dalam desain pekerjaan menurut Handoko
(2001):
Pendekatan mekanistik
Pendekatan mekanistik berusaha untuk
mengindentifikasikan setiap tugas dalam suatu pekerjaan agar tugas-tugas dapat
diatur untuk menimbulkan waktu dan tenaga para pegawai. Setelah identifikasi
tugas selesai, sejumlah tugas dikelompokkan menjadi satu perkejaan. Hasilnya
adalah spesialisasi. Pendekatan ini mendekatkan efisiensi waktu, tenaga, biaya
tenaga kerja, latihan dan pengembangan. Teknik ini masih secara luas digunakan
dalam operasi-operasi perakitan, dan terutama efektif bila para pegawai kurang
berpendidikan atau kurang mempunyai pengalaman.
Aliran kerja
Aliran kerja dalam suatu organisasi
sangat dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa. Produk atau jasa biasanya
menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan-pekerjaan sehingga dibutuhkan
aliran kerja dari suatu kegiatan.
Praktek-praktek kerja
Praktek-praktek kerja merupakan cara-cara
bagaimana pelaksanaan kerja yang ditetapkan. Metode praktek kerja ini bisanya
terbentuk dari tradisi atau kesempatan kolektif para pegawai atau bagian
kontrak (perjanjian) kerja dari serikat buruh. Hal ini mengurangi
flerksibilitas departemen personalia dalam merancang pekerjaan-perkerjaan.
Elemen-elemen lingkungan
Elemen-elemen
lingkungan merupakan aspek kedua dalam desain perkerjaan. Para perancang
pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen
lingkungan pokok dalam desain pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para
pegawai potensial serta pengharapan-pengharapan sosial.
Pertimbangan
efisiensi harus diselaraskan dengan kemampuan dan tersedianya pegawai yang akan
melaksanakan pekerjaan. Misalnya banyak lowongan kerja yang kadang-kadang sulit
untuk diisi karena tidak tersedianya calon pegawai yang mempunyai kemepuan
tertentu.
Selain
itu desain pekerjaan juga dipengaruhi
oleh pengharapan masyarakat. Misalnya masyarakat di lokasi perusahaan, meskipun
tidak mempunyai keterampilan, namun kenyataannya sering menuntut lapangan
kerja. Disamping itu masyarakat yang mempunyai keterampilan mempunyai
pengharapan yang lebih tinggi dalam hal kualitas kehidupan kerja. Meskipun
aliran dan praktek-praktek kerja mungkin menyarankan suatu desain perkerjaan
tertentu, namun pekerjaan harus memenuhi harapan-harapan para pegawai dan masyarakat.
Elemen-elemen keperilakuan
Menurut
Handoko (2001) elemen-elemen keperilakuan perlu mempertimbangkan beberapa aspek
dalam desain pekerjaan, yaitu:
Otonomi
Otonomi mempunyai pengertian bahwa dalam
melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan. Seorang pegawai
diberikan wewenang untuk mengambil keputusan yang dibutuhkan dalam bidang
tugasnya. Dengan diberikannya wewenang pengambilan keputusan maka berarti akan
bertambahnya tanggung jawab, sehingga akan cenderung meningkatkan perasaan
dipercaya dan dihargai. Kurangnya otonomi akan menyebabkan pegawai menjadi
apatis atau menurun prestasi kerjanya. Hal ini akan mengakibatkan turunnya
kepuasan kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Variasi
Variasi pekerjaan sangat dibutuhkan oleh
pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Dengan variasi pekerjaan yang baik maka
tingkat kebosanan dalam melaksanakan tugas akan dapat ditekan. Apabila
seseorang pegawai telah merasa bosan maka timbul rasa lelah. Kelelahan yang
berlanjut akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas.
Dengan adanya kesalahan-kesalahan ini maka seorang pegawai akan ditegur oleh
atasannya. Dengan tguran ini maka soerang pegawai dapat merasa tidak senang dan
tidak puas dalam melaksanakan tugasnya.
Indentitas tugas
Identitas pekerjaan merupakan ciri-ciri,
jenjang atau tingkatan dan klasifikasi dari suatu pekerjaan. Bila pekerjaan
tidak mempunyai identitas yang jelas, maka para pegawai akan kurang merasa
bertanggung jawab atas pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa kontribusi
(sumbangan-sumbangan atau hasil pekerjaan) para pegawai tidak tampak dengan
jelas, sehingga kepuasan kerja dapat menurun.
Umpan balik
Bila pekerjaan-perkerjaan yang
dilaksanakan pegawai memberikan umpan balik tentang seberapa baik pelaksanaan
pekerjaan mereka, maka para pegawai akan mempunyai pedoman dan motivasi untuk
melaksanakan perkerjaan dengan lebih baik. Hasil atau nilai prestasi kerja
pegawai dalam melaksanakan tugasnya haruslah diberitahukan sehingga dapat
memperbaikinya atau dapat meningkatkannya. Sehingga kepuasan kerja dari pegawai
dapat ditingkatkan.
Tags
Industri dan Jasa