Efek fisiologis
- Kualitas tidur: tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan biasanya dipelukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam.
- Menurunnya kapasitas kerja fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah.
- Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.
Efek psikososial
Efek menunjukkan masalah lebih besar dari
efek fisiologis, antara lain adanya gangguan kehidupan keluarga, hilangnya
waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan menggangu
aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991) menyatakan bahwa pekerjaan
malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada
siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan
untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat beradaptasi aktif dalam
kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
Efek kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam
yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan psikososial. Menurunnya kinerja dapat
mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku
kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
Efek terhadap kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan
gastrointesnal, masalah ini cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift
kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah
bagi penderita diabetes.
Efek terhadap keselamatan kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan Smith et. al, melaporkan bahwa
frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja
(malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69% per tenaga kerja. Tetapi tidak
semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi
pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak
terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.
(Adiwardana dalam Khairunnisa, 2001).
Tags
Industri dan Jasa