- Dapat menguasai diri, sehingga dengan demikian dapat bersikap bebas dan menyenangkan.
- Dapat memberi respon terhadap hal-hal yang sangat disukainya dengan wajar, tidak dengan respon-respon yang berlebihan.
- Dapat menyatakan dan mengungkapkan kasih sayang dan cintanya secara wajar kepada seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Fensterheim dan Baer (1980) juga
berpendapat bahwa ciri-ciri individu yang asertif adalah:
- Mampu mengekspresikan diri. Ditandai dengan adanya sikap terbuka mengenai dirinya, baik dalam perkataan maupun perilaku dan bebas mengemukakan apa saja yang dipikirkan maupun yang diinginkan.
- Komunikatif. Mampu berkomunikasi dengan individu dari semua tingkatan, baik yang masih asing bagi dirinya, teman atau keluarga dan berlangsung secara terbuka, langsung, tulus dan wajar.
- Bertindak aktif. Selalu berusaha untuk mewujudkan apa yang diinginkan.
- Respek terhadap dirinya pribadi. Menerima dan menghargai dirinya, individu menyadari akan adanya kemampuan juga keterbatasan dirinya
Menurut Golfried dan Davidson (dalam
Khusna, 2002) seseorang dapat berperilaku tidak asertif karena:
- Mungkin tidak tahu apa yang akan dilakukan.
- Mungkin tidak tahu bagaimana mengutarakan atau melakukan sesuatu.
- Kecemasan yang lebih dulu mengganggu seseorang untuk mengungkapkan atau menyatakan sesuatu.
- Mungkin mempunyai keraguan atau kegelisahan yang tidak realitas tentang sesuatu yang jelek akan terjadi jika mengatakan dirinya.
- Keyakinan moral atau sikap etis yang menyebabkan seseorang merasa tidak pantas untuk menyatakan dirinya.
Jadi
menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang asertif adalah
seseorang yang mampu untuk mengutarakan isi hatinya atau mengekspresikan diri
secara bebas dan wajar kepada orang lain. Sebaliknya orang yang tidak
disebabkan karena orang tersebut merasa tidak tahu apa yang mesti dilakukan,
gelisah, tidak yakin kepada dirinya sendiri sehingga hal ini bisa menghambat
orang untuk bisa asertif kepada orang lain.