Contoh yang dapat diajukan untuk mendukung
pendapat demikian adalah, antara lain, berbagai gerakan perlawanan kaum ulama
di tanah air kita terhadap penjajahan Belanda, kepeloporan para rohaniwan
Katholik dalam menghadapi diktator dan rezim militer di berbagai negara Amerika
Selatan, perlawanan para rohaniwan Katholik di polandia terhadap rezim komunis,
dan gerakan para Ayatollah yang berhasil menjatuhkan rezim Shah Iran. Kita
tentu masih ingat pula tesis Weber, yang intinya ialah bahwa perkembangan
semangat kapitalisme di Eropa Barat berhubungan secara erat dengan perkembangan
etika Protestan.
Dalam banyak masyarakat perubahan sosial
sering diiringi dengan gejala sekularisme, yang oleh Giddens (1989)
didefinisikan sebagai proses melalui mana agama kehilangan pengaruhnya terhadap
berbagai segi kehidupan manusia dan oleh Light, Keller dan Calhoun (1989)
didefinisikan sebagai proses melalui mana perhatian manusia beserta institusinya
semakin tercurahkan pada hal duniawi dan perhatian terhadap hal yang bersifat
rohaniah semakin berkurang. Para ahli sosiologi mengemukakan bahwa proses ini
seringkali memancing reaksi dari kalangan agama, yang dapat berbentuk
perlawanan maupun penyesuaian diri.
Kisah perlawanan agama terhadap perubahan
sosial dapat kita temukan dalam sejarah berbagai masyarakat. Revolusi yang
berlangsung di Iran di bawah pimpinan Ayatollah Khomeini, misalnya, merupakan
reaksi terhadap perubahan cepat yang terjadi dalam masyarakat.
Perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat kita telah diiringi dengan peningkatan keagamaan di kalangan umat
Islam. Dampak perubahan sosial dapat pula berwujud dalam perubahan pada agama.
Bellah (1964) misalnya mengemukakan bahwa dalam agama secara bertahap
berlangsung evolusi ke arah diferensiasi, kekomprehensifan, dan rasionalitas
yang lebih besar.
Tags
Psikologi Agama