Tujuan terapi musik
Secara garis besar tujuan terapi musik adalah (Pratiwi, 2008):
- Menjaga dan meningkatkan kesehatan. Ketika seseorang mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada di otak pendengar dapat diperlambat atau dipercepat sehingga kinerja sistem tubuh pun mengalami perubahan.
- Mengendalikan stress. Musik mampu mengatur hormon – hormon yang mempengaruhi stress seseorang, serta mampu meningkatkan daya ingat Musik dan kesehatan memiliki kaitan erat, dan tidak diragukan lagi bahwa dengan mendengarkan musik kesukaan mampu membawa dalam mood yang baik dengan waktu yang singkat.
- Mengurangi rasa sakit. Musik juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo, dan volumenya. Makin lambat tempo musik, denyut jantung semakin lambat dan tekanan darah menurun. Akhirnya pendengar pun terbawa dalam suasana rileks, baik itu pada pikiran maupun pada tubuh. Sehingga rasa sakit yang dirasakan pasien dapat berkurang.
- Mengekspresikan perasaan. Terapi musik sangat efektif dalam meredakan kegelisahan dan stres, mendorong perasaan rileks serta meredakan depresi. Terapi music membantu orang – orang yang memiliki masalah emosional dalam mengeluarkan perasaan mereka, membuat perubahan positif dengan suasana hati, membantu memecahkan masalah, dan memperbaiki konflik. Hal ini telah berhasil digunakan oleh sebuah institut selama mereka melakukan sesi terapi grup.
- Meningkatkan memori. Efek yang menyembuhkan dari terapi musik tidak hanya terbatas pada kesehatan mental. Telah dilakukan pula observasi di rumah sakit, yang dilakukan pada pasien-pasien penderita luka bakar, penyakit jantung, diabetes dan kanker, musik juga memiliki kekuatan. Sebagai pelengkap dalam perawatan di panti rehabilitasi, terapi music sepertinya memberi kekuatan komunikasi dan ketrampilan fisik, begitu pula perannya dalam memperbaiki fungsi, baik fisik maupun mental, dari para penderita dengan gangguan syaraf atau gangguan mental. Dalam hal belajar, berbicara dan mendengarkan masalah, terapi music juga memiliki peran tersendiri.
- Mempercepat rehabilitasi fisik. Terapi musik dapat juga memperbaiki kualitas bagi pasien yang mengalami sakit berkepanjangan dan menambah kesehatan orang-orang jompo, termasuk penderita alzheimer dan bentuk lain dimensia. Musik juga telah digunakan untuk melengkapi perawatan AIDS, stroke, parkinson serta kanker. Selain itu, terapi musik juga berguna untuk mendukung keluarga dan individual layaknya pasien.
Manfaat musik
Menikmati musik memang mengasyikkan dan ternyata music mempunyai
manfaat antara lain (Maxmillion, 2008):
- Effect Mozart (efek mozart). Adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan sebuah music yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang. Sudah terbukti bahwa bila seorang anak sudah sedini mungkin diperkenalkan dengan musik, maka tingkat intelegensinya rata – rata akan lebih tinggi dibanding dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik. Musik klasik juga bermanfaat untuk ibu hamil dan bayi yaitu mencerdaskan bayi dan juga bisa memberi ketenangan yang tentram untuk ibu yang mengandung.
- Refresing (refresing). Kadang saat pikiran sedang bosan dan tidak tahu apa yang akan dilakukan maka dengan mendengarkan musik walaupun sejenak segala pikiran pun dapat kembali segar. Hasilnya kita akan bersemangat kembali mengerjakan sesuatu yang tertunda.
- Motivation (motivasi). Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Contohnya saat apel pagi yang diwajibkan menyanyikan lagu wajib nasional semata – mata hanya untuk menimbulkan motivasi mencintai negeri, mengenang jasa pahlawan dan memberi semangat baru bagi pesertanya.
- People attitude (kepribadian seseorang). Pengembangan kepribadian seseorang juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jenis musik yang didengar. Kalau sewaktu kecil senang mendengarkan lagu – lagu anak – anak, waktu sudah besar akan memilih sendiri jenis musik yang disukai seperti rock, metal, blues, jazz, dan lain – lain. Pemilihan jenis musik yang disukai dapat membantu memberikan nuansa hidup yang dibutuhkan, misalnya agar tenang dapat mendengarkan lagu jazz, agar semangat dapat mendengarkan lagu rock atau metal dan agar santai dapat mendengarkan lagu blues atau reggae.
- Therapy (terapi). Untuk orang sakit, mendengarkan musik dapat menjadi terapi yang diharapkan dapat mengarahkan pada pemulihan tubuh.
- Communication (komunikasi). Sebagai bahasa yang universal, musik mampu menyampaikan berbagai pesan keseluruh bangsa tanpa harus memahami bahasanya. Buktinya event – event sedunia tidak pernah meninggalkan musik sebagai pengantarnya.
Jenis jenis musik
Jenis – jenis musik antara lain adalah (Campbell, 2001):
- Musik klasik. Memiliki kejernihan, keanggunan dan kebeningan. Musik ini mampu memperbaiki kosentrasi dan ingatan.
- Musik romantic. Menekankan ekspresi dan perasaan, seringkali memunculkan tema –tema individualisme. Musik semacam ini paling baik digunakan untuk meningkatkan simpati, rasa sependeritaan dan kasih sayang.
- Musik impresionis. Didasarkan pada kesan – kesan dan suasana hati musikal yang mengalir bebas, dan menimbulkan imaji – imaji seperti mimpi. Seperempat jam lamunan musikal diikuti dengan beberapa nenit peregangan dapat membuka impuls – impuls kreatif dan membuat seseorang bersentuhan dengan alam tak sadar.
- Musik jazz. Musik yang muncul dari dataran Afrika ini membawa kegembiraan dan memberi ilham, melepaskan rasa gembira maupun kesedihan mendalam, membawa kecerdasan dan menegaskan kemanusiaan bersama.
- Musik salsa. Mempunyai ketukan dan ritme yang hidup yang dapat membuat jantung makin cepat, meningkatkan pernapasan, dan membuat seluruh tubuh bergerak.
- Musik Rock. Dapat menggugah nafsu, merangsang gerakan aktif, melepaskan ketegangan dan menutup rasa sakit. Musik tersebut dapat juga menciptakan ketegangan, stres dan rasa sakit didalam tubuh apabila kita tidak dalam suasana batin untuk dihibur secara energetik.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menggunakan musik untuk
mengontrol nyeri adalah (Potter, 2001):
- Sesuaikan musik dengan selera klien, umur dan latar belakang.
- Gunakan earphone agar tidak mengganggu klien dan membantu klien berkonsentrasi pada musik.
- Jika nyeri sedang akut, tingkatkan volume musik dan jika nyeri berkurang, kurangi volume.
- Biarkan klien berkonsentrasi pada musik dan mengikuti irama dengan mengetuk – ketukkan jarinya atau menepuk – nepuk paha.
Prosedur dalam menggunakan musik untuk mengurangi nyeri:
- Tanyakan kepada individu itu tentang musik kesukaannya.
- Anjurkan pasien untuk rileks selama 5 menit.
- Atur volumenya, jika nyeri sedang akut volume dapat ditinggikan, setelah nyeri berkurang dapat dikurangi volumenya.
- Berikan earphone agar individu itu dapat menikmati musiknya atau dapat menggunakan radio, CD, tape player atau mp3 player agar lebih mudah memilih dan memutar lagu yang disukai.
- Biarkan selama 10 menit agar individu berkonsentrasi pada music sehingga bisa mengurangi nyerinya.
Tags
Psikologi Musik