Menurut
Fauzi (1999), masa keserasian sekolah ini dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu:
Masa kelas-kelas rendah
Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar,
kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat khas
anak-anak pada masa ini antara lain adalah:
- Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
- Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
- Ada kecenderungan memuji diri sendiri.
- Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu dirasanya menguntungkan, dalam hal ini ada kecenderungan untuk merendahkan anak lain.
- Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.
- Pada masa ini (terutama pada umur 6 – 8 tahun), anak menghendaki nilai (angkarapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Masa kelas-kelas tinggi
Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar,
yaitu kira-kira umur 9 atau 10 sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun. Beberapa
sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah:
- Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret; hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
- Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar.
- Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran-mata pelajaran khusus, yang oleh ahli-ahli mengikuti teori faktor, ditafsirkan sebagai mulai menonjolkan faktor-faktor.
- Sampai kira-kira umur 11 tahun, anak membutuhkan seorang guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya; setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
- Pada masa ini anak mengandung nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah.
- Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.
Usia 6-7
tahun termasuk ke dalam masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar. Menurut Piaget
(dalam Fauzi, 1999) “usia 6-7 tahun dapat digolongkan pada tahap
praoperasional”, dimana pada tahap ini anak belum dapat dituntut untuk berpikir
logis.
Anak pada
tahap usia ini sangat egosentris. Ia mulai menaruh minat pada hal-hal di luar dirinya
namun ia hanya melihat dari sudut pandangnya sendiri. Tahapan ini juga merupakan
usia serba ingin tahu dimana anak pada usia kelas rendah selalu bertanya dan menyelidiki
segala hal yang ada di sekitarnya. Namun karena pengalaman anak sangat terbatas
mereka cenderung membuat penjelasan-penjelasan sendiri yang kadang-kadang bagi
orang dewasa seperti mengada-ada Seto (2004).
Berdasarkan
penyataan di atas, dalam memberikan pengajaran seorang guru harus dapat memahami
tentang karakteristik anak, serta harus mampu menjadi pembimbing yang paling dekat
untuk dapat merasakan serta menghayati segala aspirasi mereka. Karakteristik
dari anak diantaranya senang bermain, senang binatang, senang berlatih dan
bereksplorasi, serta permainan-permainan tradisi (Artantri, 2005).
Dunia
anak sebagian besar adalah bermain, fungsi bermain ini mempunyai pengaruh yang
sangat besar bagi perkembangan anak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Seto
(2004), “Bermain dapat memberikan kesempatan pada individu untuk berfikir dan
bertindak imajinatif serta penuh daya khayal yang erat hubungannya dengan
perkembangan kreativitas anak”. Sehubungan dengan penjelasan di atas,
pengalaman yang didapat oleh anak melalui kegiatan bermain akan memberikan
dasar yang kokoh bagi perkembangan kreativitas siswa.
Tags
Psikologi Pendidikan