Schaefer
(1996) menyebutkan tujuan dari sikap mandiri yaitu untuk menjadi seorang
manusia yang dapat mengatur diri sendiri, dapat mengambil inisiatif, dan
mengatasi permasalahannya. Tujuan tersebut dapat dicapai jika seorang anak
diberi makin banyak kesempatan menjelajahi dan mencoba berbagai hal dalam
batas-batas tertentu sesuai dengan kemampuannya. Proses pelatihan kemandirian
ini dilakukan dengan bertahap dan kontinu, dalam keadaan seorang anak tumbuh makin
besar dan matang.
Menurut
Rheingold dan Eckerman (Masrun dkk., 1986) perkembangan kemandirian ini diawali
dengan kemampuan bayi untuk bergerak dan memisahkan dirinya dengan ibunya.
Pemisahan ini sebagai suatu peristiwa psikologis yang sangat penting, sebab
memberikan kesempatan luas bagi bayi untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Hal tersebut adalah suatu gambaran yang secara alami teijadi. Apabila hal ini
beijalan dengan tidak alami, akan menimbulkan kecemasan yang diakibatkan oleh
pemisahan tersebut (.separation anxiety).
Johnson
dan Medinnus (Susilowati, 1988) menyebutkan bahwa kemandirian seorang anak
merupakan tanda rasa aman yang ia miliki. Anak yang kekurangan kehangatan dan
afeksi yang cukup memuaskan dari orangtuanya membuat anak kurang mampu
membangun kemandirian emosi (emotional independency).
Martin
dan Stedler (Masrun dkk., 1986) menyebutkan bahwa kebutuhan akan persetujuan
dari orang tua {parental approval) akan memotivasi sebagian anak untuk
bertingkah laku mandiri. Hal tersebut dapat dicontohkan dengan seorang bayi
yang bisa memegang botol sendiri, kemudian orang tuanya memberikan reward
berupa pujian, seperti " wah, sekarang Adik pintar ya, dapat memegang
botol sendiri !". Ungkapan ini dapat menyebabkan anak tersebut
berkeinginan untuk mengulanginya lagi.
Memasuki
usia 2-3 tahun anak biasanya menunjukkan perilaku menentang. Menurut Watson dan
Lindgren (Masrun dkk., 1986) perilaku menentang tersebut menunjukkan bahwa anak
mulai sadar akan "aku" nya, kemudian ia akan melakukan sesuatu sesuai
dengan keinginannya atau dengan kata lain ia mulai belajar mandiri. Pada umur
ini anak juga mulai belajar untuk menyesuaikan ketergantungannya dan
kemandiriannya.
Heather
(Susilowati, 1988) menyatakan bahwa tahap demi tahap dilalui, hingga anak
memasuki masa remaja. Pada masa ini mereka dituntut untuk dapat melaksanakan
beberapa tugas perkembangan, diantaranya adalah dapat membangun hubungan dengan
teman sebaya dan dapat melaksanakan peran jenisnya. Pada tahap ini anak sudah
bersikap mandiri dalam perlindungan orang tuanya, dimana sikap mandiri ini
merupakan salah satu tugas pokok yang harus dipenuhi dalam tahap perkembangan
remaja. Sikap mandiri ini akan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
seseorang. Hurlock (Masrun dkk., 1986) berpendapat bahwa keinginan untuk
mandiri yang tampak ringan pada masa kanak-kanak akan berubah menjadi suatu
minat pribadi (personal interest) yang mendesak dan akan berlanjut hingga masa
remaja akhir. Hal ini didukung oleh pernyataan Nuryoto (1992), bahwa
kemandirian merupakan salah satu kemampuan psikologis yang seharusnya sudah
dimiliki sempurna oleh remaja akhir. Kemandirian remaja, menurut Nuryoto (1992)
akan tercapai bila terlihat adanya sikap lepas dari orang tua, bebas menentukan
sendiri sikapnya, tidak mudah terpengaruh, konsekuen terhadap kata-kata dan
tindakannya serta tidak kekanak-kanakan.
Manifestasi
dari keinginan untuk mandiri kadang berbentuk menentang dan radikal (Blair dan
Burto Susilowati, 1988). Bentuk manifestasi dari keinginan untuk mandiri yang
kadang menentang dan radikal ini banyak terlihat dalam fenomena sekarang.
Contohnya adalah beberapa remaja yang belum berhak menggunakan sepeda motor
atau belum berumur 17 tahun keatas kadang nekad melanggarnya dan sebagai
akibatnya ada yang sampai terkena tilang dan bahkan ketika nasib buruk teijadi,
kecelakaan misalnya, maka mereka dapat disalahkan dan membuat repot orang
tuanya.
Dari
beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah salah satu
aspek kepribadian yang penting artinya untuk mendukung keberhasilan individu dalam
melaksanakan tugas sehari-hari. Setiap individu mengalami perkembangan
kemandirian ini secara bertahap, sejak lahir dan diharapkan terbentuk sempurna
pada masa remaja akhir.
Tags
Psikologi Umum