Menurut
Supardi dalam Saputra (2007) mengemukakan bahwa―pendidikan jasmani adalah suatu
aktivitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
melalui aktivitas-aktivitas jasmani.
Aktivitas
jasmani dalam pengertian ini dipaparkan sebagai kegiatan pelaku gerak untuk
meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan sosial. Aktivitas ini harus dipilih dan
disesuaikan dengan tingkat perkembangan prilaku. Melalui kegiatan keolahragaan
diharapkan pelaku atau pengguna akan tumbuh dan berkembang secara sehat, dan
segar jasmaninya, serta dapat berkembangkeprinbadiannya agar lebih harmonis.
Pendidikan
jasmani telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan
maksud untuk mengubah prilaku peserta didik. Dalam hal ini sebagaimana yang
dikemukakan Abdul Gafur dalam Sunarya (2007) yaitu: Pembelajaran olahraga
adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai
kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran
jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta
kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berkualitas berdasarkan pancasila.
Pendidikan
jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas bukan
hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat
untuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan.
Melalui
penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan
yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif
untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada
kesehatan fisik dan mentalnya. Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk
bergembira tidaklah tepat untuk mengata kan pendidikan jasmani diselenggarakan
semata-mata agar anak-anak bergembiradan bersenang-senang. Bila demikian
seolah-olah pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran selingan, tidak
berbobot, dan tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik (Mahendra, 2003 ).
Seperti
yang dikemukakan oleh Mahendra (2003) dalam buku Falsafah Pendidikan Jasmani,
apakah sebenarnya pendidikan jasmani dan apa tujuannya, secara umum pendidikan
jasmani dapat didefinisikan sebagai berikut:
Pendidikan jasmani adalah proses
pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih
untuk mencapai tujuan pendidikan. Definisi di atas mengukuhkan bahwa pendidikan
jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum.
Tags
Psikologi Pendidikan