Istilah
kontrak psikologis pertama kali diperkenalkan oleh dua orang psikolog, yaitu
Argyris dan Menninger (dalam Conway dan Briner, 2005). Definisi mengenai
kontrak psikologis mengalami perkembangan mulai dari awal teori ini diperkenalkan
hingga saat ini. Berikut beberapa definisi yang dijelaskan para ahli mengenai
kontrak psikologis.
Kotler
(dalam Conway dan Briner, 2005) menjelaskan bahwa kontrak psikologis merupakan
sebuah kontrak yang bersifat implisit antara seorang individu dan organisasinya
yang menspesifikkan pada apa yang masing-masing harapkan satu sama lain untuk
saling memberi dan menerima dalam suatu hubungan kerja .
Senada
dengan pendapat di atas, Schein (1980) menjelaskan bahwa kontrak psikologis
merupakan serangkaian set harapan-harapan yang tidak tertulis antara setiap
anggota organisasi dengan manajer (maupun lainnya yang mewakili organisasi).
Sedangkan Rousseau (1989) mendefinisikan istilah kontrak psikologis mengacu
pada keyakinan individu terhadap persetujuan yang bersifat timbal balik antara
anggota organisasi dengan manager nya. Isu- isu utama di sini terdiri dari
keyakinan terhadap janji yang dibuat yang mengikat pihak-pihak tersebut pada
serangkaian kewajiban yang bersifat timbal balik.
Selanjutnya
Rousseau (dalam Conway dan Briner, 2005) mengemukakan bahwa kontrak psikologis
merupakan keyakinan individu, yang dibentuk dari organisasi, keyakinan tersebut
mengacu pada persetujuan antara individu dan organisasinya. Sedangkan Menurut
Herriot dan Pemberton (dalam Conway dan Briner, 2005) kontrak psikologis
merupakan persepsi organisasi dan individu tentang kewajiban masing-masing
pihak yang terbentuk secara tidak langsung dalam hubungan kerja. Lebih
jelasnya, Morrison and Robinson (dalam Conway dan Briner, 2005) mengemukakan
bahwa kontrak psikologis mengacu pada keyakinan-keyakinan karyawan mengenai
kewajiban-kewajiban yang bersifat timbal balik antara karyawan dan
organisasinya, di mana kewajiban tersebut didasarkan pada janji-janji yang
dipersepsikan dan tidak disadari dengan penting oleh agen-agen yang ada pada
organisasi.
Rousseau
(dalam Conway dan Briner, 2005) mengemukakan beberapa hal mengenai kontrak
psikologis:
Keyakinan yang mendasari kontrak
psikologis
Definisi awal mengenai kontrak psikologis
menekankan pada keyakinan tentang harapan dan kewajiban (Schein, 1965)
sedangkan definisi belakangan ini menekankan pada keyakinan tentang janji-janji
(Rousseau, 1995). Penggunaan istilah janji lebih jelas secara konseptual bila
dibandingkan dengan harapan maupun kewajiban. Selain itu, istilah janji pun
lebih berkaitan dengan ide kontrak. Untuk alasan ini, Conway dan Briner (2005)
menggunakan istilah janji sebagai keyakinan utama dalam kontrak psikologis.
Dengan kata lain, istilah janji juga
mengacu pada kewajiban dan harapan. Kewajiban dan harapan tersebut timbul dari
janji-janji. Selain itu, janji dapat dilihat sebagai bagian dari kontrak
psikologis.
Sifat implisit pada kontrak psikologis
Pada awalnya, beberapa ahli seperti
Kotler (1973) dan Schein (1980) menjelaskan bahwa kontrak psikologis bersifat
implisit. Dewasa ini, para ahli menganggap bahwa kontrak psikologis mengandung
janji baik itu yang bersifat eksplisit maupun implisit (Conway dan Briner,
2005). Janji yang bersifat eksplisit muncul dari persetujuan verbal atau
tertulis yang dibuat oleh organisasi atau agen dari organisasi. Contoh sebuah
janji yang bersifat eksplisit yaitu karyawan akan dipromosikan ke tingkat yang
lebih tinggi oleh manajer apabila mencapai target yang ditentukan. Janji
tersebut dikatakan oleh agen organisasi secara verbal kepada karyawannya.
Di sisi lain, janji yang bersifat
implisit muncul ketika karyawan telah melakukan upaya maksimal demi kepentingan
organisasinya (Conway dan Briner, 2005). Kontrak psikologis muncul ketika
karyawan meyakini bahwa janji perusahaan kepada karyawan akan sebanding dengan
janji karyawan kepada organisasi (Rousseau, dalam Conway dan Briner, 2005).
Sebagai contoh, karyawan berkeyakinan bahwa organisasi akan menyediakan
keamanan kerja dan memenuhi kebutuhan karyawan apabila karyawan bekerja dengan
maksimal untuk kepentingan organisasi atau perusahaannya.
Sifat subjektif pada kontrak psikologis
Kontrak psikologis bersifat subjektif .
Hal ini dipengaruhi oleh persepsi individu mengenai keyakinan terhadap janji
kedua belah pihak. Menurut Macneil (dalam Conway dan Briner, 2005), setiap
orang memiliki keterbatasan dalam memproses stimulus atau informasi yang
diterima oleh otaknya (proses kognisi).
Kontrak psikologis bersifat timbal balik
Menurut Rousseau (dalam Conway dan
Briner, 2005), kontrak psikologis merujuk pada perjanjian yang bersifat timbal
balik antara dua pihak antara karyawan dan agen dari organisasi. Masalah timbal
balik ini penting, jika asumsi timbal balik tidak sah, maka akan menjadi sulit
untuk menganggap kontrak psikologis sebagai suatu kontrak. Pada dasarnya
kontrak berhubungan dengan teori pertukaran. Konsep pertukaran (exchange) ini
terjadi manakala individu merasa berkewajiban untuk membalas terhadap yang
lainnya apabila diyakini telah memberikan kontribusi kepada salah satu pihak.
Pihak-pihak dalam kontrak psikologis
Menurut Rousseau (dalam Conway dan
Briner, 2005), definisi kontrak psikologis mengacu pada dua pihak yang
melakukan kontrak, yaitu karyawan dan organisasi atau pemberi kerja. Pada pihak
karyawan, pengukuran mengenai kontrak psikologis dapat dengan mudah
diidentifikasi namun permasalahannya terletak pada siapa yang mewakili pihak
organisasi, apakah manajer lini, direktur, ataukah Human Resource Development
(HRD). Selanjutnya Rousseau (dalam Conway dan Briner, 2005) menjelaskan bahwa
dalam kontrak psikologis, karyawan melihat aksi dari organisasi yang secara
keseluruhan dapat dilihat melalui agen-agen organisasi, seperti manajer lini
dan HRD.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa kontrak psikologis adalah serangkaian harapan
yang tidak tertulis antara setiap anggota dengan manajer. Kontrak psikologis
mengacu pada keyakinan individu terhadap persetujuan yang bersifat timbal balik
berupa keyakinan terhadap janji yang dibuat yang mengikat pihak-pihak pada
serangkaian kewajiban.
Tags
Psikologi Umum