Simamora (2002)
memberi batasan kinerja, kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris,
performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering
disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga
prestasi kerja. Kinerja atau prestasi
kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan,
sikap, keterampilan dan motivasi dalam
menghasilkan sesuatu. Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu
pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat
tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya. Pengertian
di atas menyoroti kinerja berdasarkan hasil yang dicapai seseorang setelah
melakukan pekerjaan.
Menurut
Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam Sedarmayanti (2001:50) mengemukakan,
performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja,
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan
kerja. Sedang August W. Smith dalam kutipan Sedarmayanti menyatakan bahwa
performance atau kinerja adalah “…. Output drive from processes, human or
otherwise”, jadi dikatakannya bahwa kinerja merupakan hasil atau keluaran dari
suatu proses.
Bernardin
dan Rusel dalam Rucky (2002:15)
memberikan definisi tentang performance sebagai berikut :
“Performance is defined as the record of
autcomes produced on a specified job function or activity during a specified
time period “
(prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi
pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu).
Fremont
E. Kast dan James E. Rosenzweig memberikan konsep umum tentang prestasi adalah:
Prestasi
= f (kesanggupan, usaha dan kesempatan)
Persamaan
ini menampilkan faktor atau variabel pokok yang menghasilkan prestasi, mereka
adalah masukan (inputs) yang jika digabung, akan menentukan hasil usaha
perorangan dan kelompok.
Kesanggupan
(ability) adalah fungsi dari pengetahuan dan skill manusia dan kemampuan
teknologi. Ia memberikan indikasi tentang berbagai kemungkinan prestasi. Usaha
(effort) adalah fungsi dari kebutuhan, sasaran, harapan dan imbalan. Besar
kemampuan terpendam manusia yang dapat direalisir itu bergantung pada tingkat
motivasi individu dan atau kelompok
untuk mencurahkan usaha fisik dan mentalnya. Tetapi tak akan ada yang terjadi
sebelum manajer memberikan kesempatan (opportunity) kepada kesanggupan dan
usaha individu untuk dipakai dengan cara-cara yang bermakna. Prestasi
organisasi adalah hasil dari sukses individu dan kelompok dalam mencapai
sasaran yang relevan.
Prestasi
kerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk atau jasa yang dihasilkan oleh
seseorang atau kelompok, bagaimana mutu kerja, ketelitian dan kerapian kerja,
penugasan dan bidang kerja, penggunaan dan pemeliharaan peralatan, inisiatif
dan kreativitas, disiplin, dan semangat kerja (kejujuran, loyalitas, rasa
kesatuan dan tanggung jawab serta hubungan antar pribadi).
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa prestasi kerja merupakan sejumlah output dari
outcomes yang dihasilkan suatu kelompok atau organisasi tertentu baik yang
berbentuk materi (kuantitatif) maupun yang berbentuk nonmateri (kualitatif).
Pada organisasi atau unit kerja di mana input dapat teridentifikasi secara
individu dalam bentuk kuantitas misalnya pabrik jamu, indikator kinerja
pekerjaannya dapat diukur dengan mudah, yaitu banyaknya output yang dicapai
dalam kurun waktu tertentu.
Namun untuk unit kerja kelompok atau tim,
kinerja tersebut agak sulit, dalam hubungan ini Simamora (2001) mengemukakan
bahwa kinerja dapat dilihat dari indiktor-indikator sebagai berikut:
- Keputusan terhadap segala aturan yang telah ditetapkan organisasi
- Dapat melaksanakan pekerjaan atau tugasnya tanpa kesalahan (atau dengan tingkat kesalahan yang paling rendah)
- Ketepatan dalam menjalankan tugas .
Ukuran kinerja secara umum yang kemudian
diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku secara mendasar meliputi:
- Mutu kerja
- Kuantitas kerja
- Pengetahuan tentang pekerjaan
- Pendapat atau pernyataan yang disampaikan
- Keputusan yang diambil
- Perencanaan kerja
- Daerah organisasi kerja.
Masalah
kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat berkaitan
dengan produktivitas lembaga atau organisasi. Sehubungan dengan itu maka upaya
untuk mengadakan penilaian kinerja merupakan hal yang sangat penting.
Hasibuan
(1999) menjelaskan kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan masalah
produktivitas, karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha
untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi.
Hasibuan menyatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara keluaran
(output) dengan masukan (input).
T.R. Mitchell dalam Sedarmayanti (2001),
menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa aspek yaitu:
- Quality of Work
- Promptness
- Initiative
- Capability
- Communication yang dijadikan ukuran dalam mengadakan pengkajian tingkat kinerja seseorang.
Di samping itu pengukuran kinerja juga
ditetapkan:
performance = Ability x motivation
Jadi dari
pernyataan tersebut, telah jelas bahwa untuk mendapatkan gambaran tentang
kinerja seseorang, maka perlu pengkajian khusus tentang kemampuan dan motivasi.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan kemauan.
Memang diakui bahwa banyak orang mampu tetapi tidak mau sehingga tetap tidak
menghasilkan kinerja. Demikian pula halnya banyak orang mau tetapi tidak mampu
juga tetap tidak menghasilkan kinerja apa-apa.
Tags
Guru
mohon dilampirkan sumber data secara jelas
BalasHapus