Kondisi
tersebut disebut little’s disease selama beberapa tahun, yang saat ini dikenal
sebagai spastic diplegia. Penyakit ini merupakan salah satu dari penyakit yang
mengenai pengendalian fungsi pergerakan dan digolongkan dalam terminology cerebral
palsy atau umumnya disingkat CP (Suharso, 2006).
Sebagian
besar penderita tersebut lahir premature atau mengalami komplikasi saat
persalinan dan lilttle menyatakan kondisi tersebut merupakan hasil dari
kekurangan oksigen tersebut merusak jaringan otak yang sensitif yang
mengendalikan fungsi pergerakan.
Tetapi
pda tahun 1897, psikiatri terkenal Sigmund Freud tidak sependapat. Dalam
penelitiannya, banyak dijumpai pada anak-anak CP mempunyai masalah lain
misalnya retardasi mental, gangguan visual dan kejang. Freud menyatakan bahwa
penyakt tersebut mungkin sudah terjadi pada awal kehidupan, selama perkembangan
otak janin.
Cerebral
palsy merupakan brain injury yaitu suatu kondisi yang mempengaruhi pengendalian
sistem motorik sebagai akibat lesi dalam otak, atau suatu penyakit
neuromuskuler yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau kerusakan
sebagian dari otak yang berhubungan dengan pengendalian fungsi motorik (Somantri,
2007).
The
American Academy of Cerebral Palsy mendefinisikan yaitu berbagai perubahan
gerakan atau fungsi motor tidak normal dan timbul sebagai akibat kecelakaan,
luka atau penyakit pada susunan saraf yang terdapat pada rongga tengkorak.
Pengertian
selengkapnya dapat dikutip dari the united cerebral palsy association, cerebral
palsy menyangkut gambaran klinis yang diakibatkan oleh luka pada otak, terutama
pada komponen yang menjadi penghalang dalam gerak sehingga keadaan anak yang
dikategorikan cerebral palsy (CP) dapat digambarkan sebagai kondisi semenjak
kanak-kanak dengan kondisi nyata, seperti lumpuh, lemah, tidak adanya koordinasi
atau penyimpangan fungsi gerak yang disebabkan oleh patologi pusat kontrol
gerak diotak (Efendi, 2006).
Cerebral
palsy merupakan kelainan diakibatkan adanya kesulitan gerak berasal dari
disfungsi otak, ada juga kelainan gerak atau palsy yang diakibatkan bukan
karena disfungsi otak, tetapi disebabkan poliomyelitis disebut dengan spinal
palsy atau organ palsy yang diakibatkan oleh kerusakan otot (distophy mascular).
Karena adanya disfungsi otak, maka penyandang cerebral palsy mempunyai kelainan
dalam bahasa, bicara, menulis, emosi, belajar, dan gangguan-gangguan
psikologis.
Cerebral
palsy didefinisikan sebagai “laterasi perpindahan yang abnormal atau fungsi
otak yang muncul karena kerusakan, luka, atau penyakit pada jaringan saraf yang
terkandung dalam rongga tengkorak (Delphie, 2006).