Terdapat 2 tingkatan perilaku pencegahan
yaitu:
- Primary preventive: langsung mencegah penyakit: medical activities (imunisasi), non medical act (minum jamu).
- Secondary preventive: tidak langsung mencegah penyakit (mandi, rekreasi).
- Tersier preventif: Pencegahan untuk meminimalkan terjadinya rematik
Pencegahan Primer
- Menjaga agar asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh,terutama banyak memakan ikan dari laut dalam. Perempuan yang makan paling sedikit 2 saji makanan kaya asam lemak omega-3 seperti tuna dan mackerel berkemungkinan lebih kecil 43% mendapatkan rematik. Omega-3 mengatasi inflamasi dan bahkan dapat mengatasi gen tertentu yang bisa menyebabkan mengembangkan rematik. Selain minyak ikan atau untuk penggantinya makan sumber omega-3 lainnya seperti walnut, flax, dan suplemen.
- Mengkonsumsi vitamin C. Dalam sebuah studi, orang-orang yang mendapatkan kurang dari 56 mg vitamin C per hari, berkemungkinan 3 kali lebih besar mengembangkan rematik dibanding yang mendapatkan 95 mg, jumlah dalam jeruk. Riset menunjukkan, vitamin C, sejenis antioksidan, terutama kuat dalam menyapu radikal-radikal bebas yang menyebabkan inflamasi.
- Hindari merokok. Merokok termasuk salah satu resiko rematik. Merokok dapat memicu serangan pada sistem imun yang menyebabkan penyakit ini. Pada kenyataannya, sebuah studi mengungkapkan, merokok meningkatkan resiko sampai dua kali lipat mengembangkan rematik.
- Menjaga berat badan agar tetap stabil. Berat badan, harus selalu dikontrol. Dengan mengontrol berat badan, berarti telah melakukan pencegahan rematik. Pasalnya, bobot badan yang berlebihan akan membebani tubuh, lutut, dan sendi. Bagi penderita rematik, mengurangi berat badan justru dapat mengurangi risiko rematik.
Pencegahan Sekunder
- Hentikan pemicu. Merokok termasuk salah satu resiko rematik. Merokok dapat memicu serangan pada sistem imun yang menyebabkan penyakit ini. Pada kenyataannya, sebuah studi mengungkapkan, merokok meningkatkan resiko sampai dua kali lipat mengembangkan rematik.
- Tidak melakukan olahraga secara berlebihan. Aktivitas yang dianjurkan untuk dihindari adalah berjalan kaki yang berjarak jauh, naik turun tangga, dan berolahraga yang memiliki high impact seperti aerobik.
- Konsumsi banyak jenis sayuran, misalnya jus seledri, kubis atau wortel yang bisa mengurangi gejala rematik.
- Beberapa jenis herbal juga bisa membantu melawan nyeri rematik, misalnya jahe dan kunyit, biji seledri, daun lidah buaya, aroma terapi, atau minyak juniper yang bisa menghilangkan bengkak pada sendi
Pencegahan Tersier
- Olahraga yang tepat adalah olahraga yang menitikberatkan pada kelenturan sendi, kekuatan otot, dan bisa juga latihan di air hangat. Dengan latihan dalam air yang disesuaikan dengan suhu tubuh, pasien tidak perlu menggigil dan bisa berolahraga dengan lebih leluasa.
- Pasien bisa melakukan senam rematik yang berfungsi mencegah sekaligus terapi terhadap gejala rematik. Jika terapi tersebut tidak bisa menghilangkan rasa nyeri, perlu dikombinasikan dengan obat antirematik khusus karena itu bergantung pada jenis rematik pasien. Setiap jenis rematik, terangnya, mempunyai jenis obat yang sangat berbeda. Bahkan penggunaan antibiotik kepada penderita rematik juga harus berhati-hati.
- Mengonsumsi obat konvensional jenis Hormon Reducement Therapy (HRT) atau dengan cara tradisional yaitu mengonsumsi kedelai atau susu kedelai.
- Berjemur sinar matahari di bawah pukul 09.00. Ini bisa membantu penyerapan kalsium dalam tubuh yang bisa membantu fungsi tulang.
Tags
Patologi