Beberapa
cara pencegahan karies gigi antara lain dengan Plaque control. Plaque
control merupakan cara menghilangkan plaque dan mencegah akumulasinya. Tindakan
tersebut merupakan tingkatan utama dalam mencegah terjadinya karies dan radang
gusi.
Menurut
Wirayuni (2003), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
plaque control, antara lain:
Scalling
Scalling yaitu tindakan membersihkan karang
gigi pada semua permukaan gigi dan pemolesan terhadap semua permukaan gigi.
Penggunaan dental floss (benang gigi)
Dental floss ada yang berlilin ada pula
yang tidak yang terbuat dari nilon. Floss ini digunakan untuk menghilangkan
plaque dan memoles daerah interproximal (celah di antara dua gigi), serta
membersihkan sisa makanan yang tertinggal di bawah titik kontak.
Diet
Diet merupakan makanan yang dikonsumsi
setiap hari dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Hendaknya dihindari makanan
yang mengandung karbohidrat seperti: dodol, gula, permen, demikian pula makanan
yang lengket hendaknya dihindari. Adapun yang disarankan dalam plaque control
adalah makanan yang banyak mengandung serat dan air. Jenis makanan ini memiliki
efek self cleansing yang baik serta vitamin yang terkandung di dalamnya
memberikan daya tahan pada jaringan penyangga gigi.
Kontrol secara periodic
Kontrol dilakukan setiap 6 bulan sekali
untuk mengetahui kelainan dan penyakit gigi dan mulut secara dini.
Fluoridasi
Fluor adalah suatu bahan mineral yang
digunakan oleh manusia sebagai bahan yang dapat membuat lapisan email tahan
terhadap asam. Menurut YKGI (1999), penggunaan fluor ada dua macam yaitu secara
sistemik dan lokal. Secara sistemik dapat dilakukan melalui air minum
mengandung kadar fluor yang cukup, sehingga fluor dapat diserap oleh tubuh.
Secara lokal dapat dilakukan dengan diteteskan/dioleskan pada gigi, kumur-kumur
dengan larutan fluor dan diletakkan pada gigi dengan menggunakan sendok cetak.
Menyikat gigi
Menyikat gigi ádalah cara yang dikenal
umum oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan maksud agar
terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Menurut Manson dan Elley (1993),
menyikat gigi sebaiknya dilakukan dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi
yang terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada
bagian posterior sisi lainnya.
Beberapa alat dan bahan yang digunakan
dalam menyikat gigi yang baik, antara lain:
Sikat gigi
Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi
yang mempunyai ciri-ciri, seperti: bulu-bulu
sikat lunak dan tumpul, sehingga tidak melukai jaringan lunak dalam mulut.
Ukuran sikat gigi diperkirakan dapat menjangkau seluruh permukaan gigi atau
disesuaikan dengan ukuran mulut. Dalam
memilih sikat gigi, yang harus diperhatikan adalah kondisi bulu sikat. Pilihlah
bulu sikat yang terbuat dari nilon karena sifatnya yang elastis (Budiman,
2009).
Pasta gigi
Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi
yang mengandung fluor, karena fluor akan bereaksi dengan email gigi dan membuat
email lebih tahan terhadap serangan asam. Pasta gigi yang mengandung fluor
apabila digunakan secara teratur akan
dapat mencegah kerusakan gigi. Pasta gigi mengandung bahan abrasif ringan seperti kalsium karbonat
dan dikalsium fosfat, tetapi baru sedikit bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
penggunaan pasta gigi dapat meningkatkan efisiensi pembersihan plaque. Pasta
gigi yang mengandung fluorida ternyata sudah terbukti dapat meningkatkan
absorpsi ion fluor pada permukaan gigi yang akan menghambat kolonisasi bakteri
dari permukaan gigi. Beberapa pasta gigi tentu juga mengandung bahan-bahan
kimia seperti formaldehid atau strongsium clorida, yang dapat membantu
mengurangi sensitivitas dari akar gigi yang terbuka akibat resesi gingiva
(Manson dan Eley, 1993).
Alat bantu menyikat gigi
Menurut Manson dan Elley (1993), beberapa
alat bantu yang digunakan untuk membersihkan gigi adalah: benang gigi, tusuk
gigi, dan sikat sela-sela gigi. Penggunaan benang gigi akan membantu
menghilangkan plaque dan sisa-sisa makanan yang berada di sela-sela gigi dan di
bawah gusi. Daerah-daerah tersebut sulit dibersihkan dengan sikat gigi.
Waktu menyikat gigi
Waktu menyikat gigi yang tepat adalah
pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Waktu tidur produksi air liur
berkurang sehingga menimbulkan suasana asam di mulut. Sisa-sisa makanan pada
gigi jika tidak dibersihkan, maka mulut semakin asam dan kumanpun akan tumbuh
subur membuat lubang pada gigi. Sifat asam ini bisa dicegah dengan menyikat
gigi (Budiman, 2009).
Teknik menyikat gigi
Menurut Depkes RI (1996), teknik menyikat
gigi adalah:
- Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek atau atas bawah, sedikitnya delapan kali gerakan setiap permukaan gigi.
- Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan naik turun.
- Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik turun agak memutar.
- Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan gerakan maju mundur.
- Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi.
- Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja agar sisa fluor masih ada pada gigi.
- Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan dengan posisi kepala sikat gigi berada di atas.