Beberapa
peneliti menggunakan istilah pemenuhan kontrak psikologis sebagai lawan dari
pelanggaran kontrak psikologis. Umumnya, penelitian terfokus pada persepsi
karyawan bahwa organisasi tidak secara optimal memenuhi balas jasa yang
dijanjikan sebelumnya. Balas jasa dapat berwujud moneter dan nonmoneter.
Menurut
Zottoli (2003), pelanggaran kontrak psikologis didefinisikan sebagai suatu
keadaan yang dialami dan dirasakan oleh karyawan apabila karyawan tidak
menerima balas jasa yang sesuai dengan yang dijanjikan oleh organisasi. Keadaan
tidak sesuai dapat berupa kurangnya balas jasa yang dijanjikan atau karyawan
menerima lebih dari yang dijanjikan. Jadi, pada dasarnya pelanggaran kontrak
psikologis dapat terjadi pada dua keadaan tersebut. Meskipun menurut
penelitian, pada saat karyawan menerima balas jasa yang lebih dari yang
dijanjikan, tingkat tindakan negatif yang diperlihatkan tidak sebesar ketika
karyawan menerima balas jasa kurang dari yang dijanjikan (Morrison dan
Robinson, dalam Conway dan Briner, 2005).
Menurut
hasil penelitian yang dilakukan oleh Zottoli (2003), pelanggaran kontrak
psikologis mencakup beberapa aspek yang sifatnya dipersepsikan oleh karyawan
sebagai kewajiban organisasi yang harus dipenuhi dan diberikan kepada karyawan.
Beberapa aspek tersebut dikelompokkan menjadi aspek monetary dan non-monetary.
Monetary Reward
Aspek ini mencakup pemberian gaji
(salary), penerimaan bonus, keseluruhan tunjangan, tunjangan kesehatan dan
penerimaan pensiun.
Non-Monetary Reward
Aspek ini mencakup pelatihan,
pengembangan karir, kesempatan promosi, masukan mengenai pembuatan keputusan,
tanggung jawab dalam pekerjaan, tantangan dalam pekerjaan, feedback mengenai
kinerja, dukungan dari atasan, dukungan dari organisasi serta keamanan dalam
bekerja.
Penemuan
tersebut menyatakan bahwa pelanggaran terhadap aspek- aspek kontrak psikologis
lebih banyak mempengaruhi karyawan untuk menunjukkan perilaku negativ, seperti
: prestasi kerja nya menjadi rendah, kepuasan kerja rendah, hingga keputusan
untuk keluar dari perusahaan lebih tinggi.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa pelanggaran kontrak psikologis didefinisikan sebagai
suatu keadaan yang dialami dan dirasakan oleh karyawan apabila karyawan tidak
menerima balas jasa yang sesuai dengan yang dijanjikan oleh organisasi. Keadaan
tidak sesuai dapat berupa kurangnya balas jasa yang dijanjikan atau karyawan
menerima lebih dari yang dijanjikan. Aspeknya adalah monetary dan non-monetary.
Tags
Psikologi Umum
maaf sebelumnya saya erlin yang sedang mengerjakan skripsi tentang psikological contract breach. jika berkenan bisakan anda mengirimkan sumber dari zottoli 2003 ?? jika berkenan bisa mengirim ke email saya erlindewi15@gmail.com terimaksih..
BalasHapus