Nilai
tukar terbagi atas nilai tukar nominal dan nlai tukar riil. Nilai tukar nominal
(nominal exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukar mata
uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Sedangkan nilai riil (real
exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukar ba rang dan
jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain (Mankiw
(2006).
Kurs
valuta asing akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran
valuta asing. Permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan pembayaran ke
luar negeri (impor), diturunkan dari transaksi debit dalam neraca pembayaran
internasional. Suatu mata uang dikatakan “kuat” apabila transaksi autonomous
kredit lebih besar dari transaksi autonomous debit (surplus neraca pembayaran),
sebaliknya dikatakan lemah apabila neraca pembayarannya mengalami defisit, atau
bisa dikatakan jika permintaan valuta asing melebihi penawaran dari valuta
asing (Nopirin,1995).
Nilai
tukar yang melonjak-lonjak secara drastis tak terkendali akan menyebabkan
kesulitan pada dunia usaha dalam merencanakan usahanya terutama bagi mereka
yang mendatangkan bahan baku dari luar ngeri atau menjual barangnya ke pasar
ekspor oleh karena itu pengelolaan nilai mata uang yang relatif stabil menjadi
salah satu faktor moneter yang mendukung perekonomian secara makro
(Pohan,2008).
Menurut
Sukirno (2002) besarnya jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk
memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs mata uang asing. Nilai
tukar adalah nilai mata uang suatu negara diukur dari nilai satu unit mata mata
uang terhadap mata uang negara lain. Apabila kondisi ekonomi suatu negara
mengalami perubahan, maka biasanya diikuti oleh perubahan nilai tukar secara
substansional. Masalah mata uang muncul saat suatu negara mengadakan transaksi
dengan negara lain, dimana masing-masing negara menggunakan mata uang yang
berbeda. Jadi nilai tukar merupakan harga yang ha rus dibayar oleh mata uang
suatu negara untuk memperoleh mata uang negara lain.
Nilai
tukar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat suku bunga dalam negeri,
tingkat inflasi, dan intervensi bank central terhadap pasar uang jika
diperlukan. Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam
rangka stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar
yang stabil diperlukan untuk tercapainya iklim usaha yang kondusif bagi
peningkatan dunia usaha. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, bank central
pada waktu-waktu tertentu melakukan intervensi di pasar-pasar valuta asing,
khususnya pada saat terjadi gejolak yang berlebihan. Para ekonom membedakan kurs
menjadi dua yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal (nominal exchange
rate) adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sebagai contoh, jika
antara dolar Amerika Serikat dan yen Jepang adalah 120 yen per dolar, maka
orang Amerika Serikat bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen di pasar uang.
Sebaliknya orang Jepang yang ingin memiliki dolar akan membayar 120 yen untuk
setiap dolar yang dibeli. Ketika orang-orang mengacu pada “kurs” diantara kedua
negara, mereka biasanya mengartikan kurs nominal (Mankiw, 2006).
Kurs riil
(real exchange rate) adalah harga relatif dari barang – barang diantara dua
negara. Kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan
barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Nilai
Tukar (exchange rate) atau kurs adalah harga satu mata uang suatu negara
terhdap mata uang negara lain. Nilai tukar nominal (nominal exchange rate)
adalah harga relatif dari mata uang dua negara (Mankiw, 2006). Nilai tukar riil
adalah nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan harga re atif yaitu
harga-harga didalam negeri dibandingkan dengan harga-harga di luar negeri.
Nilai tukar dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:
Q = S.P/P*
dimana Q dalah nilai tukar riil, S adalah
nilai tukar nominal, P adalah tingkat harga domestik dan P* adalah tingkat
harga di luar negeri.
Kurs
inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham
maupun pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan
investasi. Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing khususnya Dolar AS
memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan
Kurniasari, 2003).
Tags
Ekonomi