Atas dasar intensitasnya
Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak
sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin. Sumadi
Suryabrata (2006) menyatakan bahwa perhatian atas dasar intensitasnya dibedakan
menjadi dua yaitu perhatian intensif dan perhatian tidak intensif. Makin banyak
kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin berarti makin intensiflah
perhatiannya. Makin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktifitas akan makin
sukseslah aktifitas itu.
Ditinjau dari segi timbulnya perhatian
Ditinjau dari segi timbulnya perhatian,
maka perhatian dibedakan menjadi dua:
- Perhatian spontan, adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya (bersifat pasif) (Baharrudin, 2007). Perhatian ini timbul begitu saja, “seakan-akan” tanpa usaha, tanpa disengaja. Perhatian spontan disebut juga perhatian asli atau perhatian langsung ialah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan (Abu Ahmadi, 2003). Perhatian spontan ini berhubungan erat dengan minat individu terhadap suatu objek. Misalnya saja, orang yang berminat dengan musik, maka secara spontan perhatiannya akan tertuju pada musik.
- Perhatian tidak spontan (disengaja), adalah perhatian yang ditimbulkan secara sengaja (Baharrudin, 2007). Perhatian disengaja yakni perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan karena ada tujuan tertentu. Oleh karena itu, harus ada kemauan yang menimbulkannya (bersifat aktif).
Ditinjau dari segi banyaknya objek yang
dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan
Ditinjau dari segi banyaknya objek yang
dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan, maka perhatian dibedakan
menjadi sebagai berikut:
- Perhatian yang sempit, ialah perhatian individu pada suatu saat yang hanya memerhatikan objek yang sedikit (Baharrudin, 2007). Orang yang mempunyai perhatian sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu objek yang terbatas, sekalipun orang tersebut berada dalam lingkungan ramai. Orang semacam itu tidak mudah memindahkan perhatiannya keobjek lain, jiwanya tidak mudah tergoda oleh keadaan sekelilingnya.
- Perhatian individu yang pada suatu saat dapat memperhatikan objek yang banyak sekaligus (Baharrudin, 2007). Orang yang mempunyai perhatian luas mudah sekali tertarik oleh kejadian-kejadian sekelilingnya, perhatiannya tidak dapat mengarah kepada hal-hal tertentu. Orang tersebut mudah terangsang dan mudah mencurahkan jiwanya kepada hal-hal yang baru. Misalnya saja saat kita melintas di suatu kota dengan toko-toko yang menarik di kanan kirinya, banyak objek yang beda ditangkap, rasakan, dan dengar sekaligus.
Luas sempitnya perhatian
Baharrudin (2007) mengkaitkan perhatian
yang sempit dan luas tersebut menjadi dua, sebagai berikut:
- Perhatian konsentratif (perhatian memusat), yaitu perhatian yang ditujukan hanya pada satu objek. Misalnya seorang yang sedang memancing ikan, seorang pemanah atau pemburu yang sedang memburu binatang. Begitu juga seorang mahasiswa yang sedang berkonsentrasi mempelajari mata kuliah statistik. Sifat konsentratif itu umumnya agak tetap kukuh dan kuat, tidak gampang memindahkan perhatiannya ke objek lainnya.
- Perhatian distributive (perhatian terbagi-bagi), yaitu perhatian yang ditujukan pada beberapa objek dalam waktu yang sama. Dengan sifat distributif ini orang dapat membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan atau dalam waktu yang bersamaan. Misalnya saja orang yang sedang mengetik, guru yang sedang mengajar, sopir yang sedang mengemudi, dan sebagainya.
Perhatian Statis dan Perhatian Dinamis
Abu Ahmadi (2003) menyatakan bahwa
perhatian juga dapat dibagi menjadi perhatian statis dan perhatian dinamis:
- Perhatian statis adalah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada orang yang dapat mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah tidak berkurang kekuatannya. Dengan perhatian yang tetap itu maka dalam waktu yang agak lama orang dapat melakukan sesuatu dengan perhatian yang kuat.
- Perhatian dinamis adalah perhatian yang mudah berubah-ubah, mudah bergerak, mudah mudah berpindah dari objek yang satu ke objek yang lain. Supaya perhatian kita terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap-tiap kali perlu diberi perangsang baru.
Perhatian fiktif dan fluktuatif
Selain itu perhatian dapat dibagi menjadi
fiktif dan fluktuatif (Abu Ahmadi, 2003):
- Perhatian fiktif (perhatian melekat), yakni perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada objeknya. Orang yang bertipe perhatian melekat biasanya teliti sekali dalam mengamati sesuatu, bagian-bagiannya dapat ditangkap, dan apa yang dilihatnya dapat diuraikan secara objektif.
- Perhatian fluktuatif (bergelombang), orang yang mempunyai tipe ini pada umumnya dapat memperhatikan bermacam-macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan tidak saksama. Perhatiannya sangat subjektif, sehingga yang melekat padanya hanyalah hal-hal yang dirasa penting bagi dirinya.
Berbagai
macam perhatian yang telah diuraikan di atas berdasarkan kriterianya masing-masing.
Meskipun terbagi menjadi beberapa macam, namun perhatian-perhatian tersebut
merupakan wujud dari ungkapan jiwa seseorang dalam memberikan suatu reaksi pada
objek tertentu yang bersifat individu maupun kelompok, baik secara langsung
maupun tidak langsung, serta yang bersifat tetap maupun hanya sementara.
Tags
Psikologi Umum