Sistem
saraf terbagi menjadi dua tipe sel, yaitu neuron dan sel pendukung. Neuron
merupakan stuktur dasar dan unit fungsional pada sistem saraf. Respon yang
terjadi pada neuron diantaranya adalah respon terhadap rangsangan fisika dan
kimiawi, penghubung impuls elektrokimia, dan melepaskan regulator kimia. Respon
lainya yang dapat dilakukan oleh neuron adalah menanggapi rangsangan sensori,
pendengaran, ingatan, dan mengontrol otot serta kelenjar (Fox, 2004).
Sel Saraf
atau neuron membentuk sistem saraf yang merupakan sistem kontrol utama yang
sebagian besar ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. Neuron berperan
dalam menghasilkan sinyal listrik dan proses biokimiawi, mampu mengolah,
mengkode, dan menghantarkan perubahan-perubahan pada potensial membrannya untuk
menyalurkan signal (Sherwood, 1996).
Struktur sel neuron terdiri atas tiga
bagian yaitu:
- Dendrit yang menerima informasi dari sel lain dan mengirimkan pesan ke cell body (badan sel)
- Cell body (badan sel) mengandung inti, mitokondria, dan tipe organel lainnya yang termasuk dalam sel eukariotik
- Axon menyalurkan pesan yang berasal dari cell body, axon dapat berbeda-beda panjangnya dari yang hanya sepanjang milimeter sampai meter (Fox, 2004).
Sel
pendukung (neuroglia) bekerja untuk mendukung fungsi neuron dan jumlahya lima
kali lebih banyak dibandingkan dengan neuron dalam sistem saraf pusat, sel
pendukung ini disebut dengan neuroglia (Fox, 2004). Neuroglia merupakan sel
penunjang tambahan pada sistem saraf pusat yang berfungsi sebagai jaringan ikat
dan dapat menjalani mitosis selama rentang kehidupannya (Sloane, 2003).
Neuroglia
memiliki tipe dan fungsi yang unik, beberapa sel menghasilkan senyawa kimia
yang menuntun sel neuron muda ke sambungan yang tepat serta meningkatkan
pertumbuhan neuron (Marieb dan Hoen, 2007). Neuroglia menyusun 40% volume otak
dan medula spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron
(Feriyawati, 2005 dalam Chotimah, 2010).
Neuroglia
memiliki peranan penting dalam fungsi normal sistem saraf. Neuroglia meliputi
beberapa macam tipe antara lain: astrosit, oligodendrosit, mikroglia dan sel
ependim. Astrosit dan oligodendrosit disebut makroglia.
Sel neuroglia
dianggap tidak membangkitkan potensial aksi, dan tidak membentuk sinaps dengan
sel-sel lain, tetapi membentuk mielin akson yang berfungsi dalam pemeliharaan
dan viabilitas neuron (Junquiera, 1980). Karakter sel neuroglia dalam sistem
kultur, apabila belum konfluen berbentuk seperti fibroblas yang multi polar dan
setelah konfluen sel tersebut berbentuk epithelia (sel selapis yang poligonal
dengan ukuran yang teratur) (Trenggono, 2009).
ninformasi yang menarik sekali
BalasHapus