Sebelum melihat indikator keberhasilan
usaha, ada baiknya melihat keunggulan usaha indsutri kecil terlebih dahulu. Beberapa
keunggulan Industri Kecil terhadap usaha besar antara lain adalah sebagai
berikut:
- Inovasi dalam teknologi yang telah mudah terjadi dalam pengembangan produk.
- Hubungan kemanusiaan yang akrab dalam perusahaan kecil
- Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja
- Fleksibillitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat disbanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis
- Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.
Banyak
faktor yang bisa dijadikan sebagai indikator keberhasilan suatu usaha,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukere dalam Novari (2002) dimana menurutnya
untuk mengukur keberhasilan usaha dapat dilakukan dengan objek evaluasi:
laporan keuangan, pemasaran, produk si, administrasi akuntansi, manajemen, dan
kepegawaian.
Kevitt dan Lawton dalam Samsir (2005)
menggunakan indikator dalam mengukur keberhasilan usaha/kinerja organisasi, sebagi
berikut:
- Produktivitas, yang dikur melalui perubahan output kepada perubahan disemua faktor input (modal dan tenaga kerja)
- Perubahan di tingkat kepegawaian (output, teknologi, cadangan modal, mekanisme penyesuaian, dan pengaruh terhadap perubahan status)
- Rasio finansial (mengurangi biaya pegawai dan meningkatkan nilai tambah pegawai).
Finansial
(Profitabilitas) memang dianggap sebagai aspek utama dalam pengukuran kinerja
perusahaan/organisasi namun belum memadai untuk menjelaskan efektivitas
perusahaan secara umum. Sehingga perlu ada kelengkapan kinerja dari aspek lain.
Pendangan
ini dikemukakan antara lain oleh Kevitt, Lawton dan Dess dalam Ajat Sudrajat
(2006) menurut Dess pengukuran kinerja hanya dengan menekankan aspek keuangan
punya kelemahan, misalnya tidak mampu mengukur kinerja harta tidk tampak (intangible
assets) dan harta intelektual (sumber daya manusia).
Tags
Industri dan Jasa