Gambaran diri
Gambaran diri adalah sikap seseorang
terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar.Sikap tersebut mencakup persepsi
dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat
ini dan masa lalu. Disaat seseorang lahir sampai mati, maka selama 24 jam
sehari individu hidup dengan tubuhnya, sehingga setiap perubahan tubuh akan
mempengaruhi kehidupan individu. Individu yang stabil, realistis dan konsisten
terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap
realisasi yang akan memacu sukses didalam kehidupan sehingga terhindar dari
rasa cemas dan meningkatkan harga dirinya (Stuart, 2007).
Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang
bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi ideal diri: kecenderungan individu menetapkan ideal
diri pada batas kemampuannya, faktor budaya akan mempengaruhi individu
menetapkan ideal diri, ambisi dan keinginan untuk menghindari kegagalan,
perasaan cemas dan rendah diri (Stuart & Sunden, 1998).
Penampilan peran
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan
oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok
sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai
pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terilih atau dipilh oleh
individu (Stuart, 2007).
Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran akan diri
sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa
dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh (Stuart, 2007).
Pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, keimbangan, konsistensi dan keunikan individu. Seseorang yang
mempunyai perasaan identitas yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan
orang lain, unik dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan
berharga (respek terhadap diri sendiri), kemampuan dan penguasaan diri.
Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.
Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi
ideal diri ( Stuart, 2007). Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar
dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kekalahan dan
kegagalan tetapi tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga (
Carpenito, 2001).
Ada 4 cara untuk meningkatkan harga diri
pada individu (Stuart & Sunden, 1998) yaitu: memberi kesempatan untuk
berhasil, menanamkan gagasan, mendorong aspirasi, membantu membentuk pertahanan
diri (koping). Harga diri yang rendah berhubungan dengan hubungan interpersonal
yang buruk yang mengakibatkan individu cenderung melakukan kesalahan-kesalahan
yang berangkat dari sebab-sebab internal (Carpenito, 2001).
Faktor predisposisi gangguan harga diri,
(Suliswati,dkk 2005):
- Penolakan dari orang lain.
- Kurang penghargaan.
- Pola asuh yang salah: terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituruti, terlalu dituntut dan tidak konsisten.
- Persaingan antar saudara.
- Kesalahan dan kegagalan yang berulang.
- Tidak mampu mencapai standart yang ditentukan.
Karakteristik gangguan harga diri
meliputi: tampak atau tersembunyi, menyatakan kekurangan dirinya,
mengekspresikan rasa malu atau bersalah, menilai diri sebagai individu yang
tidak memiliki kesempatan, ragu-ragu untuk mencoba sesuatu/situasi yang baru,
mengingkari masalah yang nyata pada orang lain, melemparkan tanggung jawab
terhadap masalah, mencari alasan untuk kegagalan diri, sangat sensitive terhadp
kritikan, merasa hebat (Stuart, 2007).
Perilaku yang berhubungan dengan harga
diri rendah meliputi: mengkritik diri sendiri atau orang lain, penurunan
produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, gangguan dalam
berhubungan, rasa diri penting yang berlebihan, perasaan tidak mampu, mudah
tersinggung atau marah yang berlebihan, perasaan negative mengenai tubuhnya
sendiri, pandangan hidup yang pesimis, kecemasan (Stuart, 2007).
Harga diri ada 2 macam: harga diri rendah
kronis dan harga diri rendah situasi (Carpenito, 2001).
Harga diri rendah kronis
Harga diri rendah kronis adalah suatu
kondisi penilaian diri yang negatif berkepanjangan pada seseorang atas dirinya.
Karakteristiknya antara lain:
- Mayor: untuk jangka waktu lama/kronis : Pernyataan negatif atas dirinya, ekspresi rasa malu / bersalah, penilaian diri seakan-akan tidak mampu menghadapi kejadian tertentu, ragu-ragu untuk mencoba sesuatu yang baru.
- Minor: Seringnya menemui kegagalan dalam pekerjaan, tergantung pada pendapat orang lain, presentasi tubuh buruk, tidak asertif bimbang,dan sangat ingin mencari ketentraman.
Harga diri rendah situasional
Harga diri rendah situasional suatu
keadaan dimana seseorang memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang
dirinya dalam berespon terhadap peristiwa (kehilangan, perubahan).
Karakteristiknya:
- Mayor: Kejadian yang berulang / berkala dari penilaian diri yang negatif dalam berespon terhadap peristiwa yang pernah dilihat secara positif, menyatakan perasaan negatif tentang dirinya ( putus asa, tidak berguna).
- Minor: Pernyataan negatif atas dirinya, mengekspresikan rasa mal/bersalah, penilaian diri tidak mampu mengatasi peristiwa/situasi kesulitan membuat keputusan, mengesolasi diri.
Penjelasannya sangat membantu. Terima kasih banyak
BalasHapus