Gaya Pembelajaran
Dalam
merancang intervensi pelatihan, para pelatih juga harus mempertimbangkan gaya
pembelajaran individual. Melatih banyak orang dengan latar belakang yang
beragam merupakan tantangan yang signifikan dalam organisasi kerja saat ini. Di
samping pertimbangan keragaman budaya, jenis kelamin, dan rasial/etnisitas,
riset telah mengungkapkan bahwa pembelajaran orang dewasa menghadirkan beberapa
masalah khusus. Tentu saja, rancangan pelati han harus menggangap bahwa semua peserta
pelatihan adalah orang dewasa, tetapi mereka juga datang dari gaya pembelajaran,
pengalaman, dan keinginan belajar yang sangat berbeda.
Pembelajaran Orang Dewasa
Karya klasik dari Malcolm Knowles pada
pembelajaran orang dewasa menyatakan lima prinsip untuk merancang pelatihan
untuk orang dewasa. Karya ini dan karya sesudahnya oleh orang lain mengemukakan
bahwa orang-orang dewasa:
- Mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu
- Mempunyai keinginan sendiri
- Membawa lebih banyak pengalaman kerja ke dalam proses pembelajaran
- Memasuki pengalaman pembelajaran dengan pendekatan terpusat pada masalah pembelajaran
- Termotivasi untuk belajar, baik oleh faktor-faktor ekstrinsik maupun instrinsik
Para pelajar dewasa harus didorong untuk
membawa masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan ke dalam pelatihan
sebagai cara untuk membuat materi pelatihan lebih relevan untuk mereka.
Pelatihan yang efektif harus melibatkan peserta dalam proses pembelajaran dan pemecahan
masalah yang aktif. Praktik aktif (active practice) terjadi ketika peserta
pelatihan melakukan tugas dan kewajiban yang berhubungan dengan pekerjaan
selama pelatihan. Hal ini lebih efektif dibandingkan hanya membaca dan
mendengar secara pasif.
Peragaan Perilaku
Cara paling mendasar bagi orang untuk
belajar yang paling baik adalah peragaan perilaku (behavior modeling), atau
mencontoh perilaku orang lain. Penggunaan peragaan perilaku terutama sekali
sesuai untuk pelatihan keterampilan di mana para peserta pelatihan harus
menggunakan pengetahuan sekaligus praktik.
Penegasan dan Konfirmasi Segera
Konsep penegasan (reinforcement)
didasarkan pada hukum pengaruh, yang menyatakan bahwa orang-orang cenderung
untuk mengulang respons yang memberi jenis-jenis penghargaan positif dan
menghindari tindakan-tindakan yang berasosiasi dengan konsekuensi negatif.
Konsep pembelajaran lain yang berhubung erat adalah konfirmasi segera (immediate
confirmation). Orang dapat belajar dengan cara terbaik jika penegasan dan umpan
balik diberikan sesegera mungkin setelah pelatihan.
Konfirmasi segera dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama pelatihan, mungkin menyebabkan
pola-pola yang tidak diinginkan untuk dipelajari atau dilakukan. Hal ini juga
membantu transfer pelatihan ke dalam pekerjaan yang sesungguhnya.
Kesiapan Pelajar
Agar
pelatihan dapat berhasil, para pelajar haruslah siap untuk belajar. Kesiapan
ini berarti mereka harus mempunyai keterampilan-keterampilan dasar yang
diperlukan untuk belajar, motivasi untuk belajar, dan efektivitas diri.
Kemampuan Belajar
Para pelajar harus memiliki keterampilan
dasar, seperti keahlian membaca serta kemampuan kognitif yang memadai.
Perusahaan mungkin akan menemukan bahwa beberapa pekerja tidak memiliki keahlian
yang memadai untuk memahami pelatihan dengan efektif.
Para pemberi kerja yang mencoba untuk
mengatasi ketidakmahiran dasar tersebut dapat menggunakan pendekatan terhadap
masalah tersebut melalui beberapa cara, diantaranya:
- Menawarkan pelatihan peningkatkan kemahiran untuk orang-orang yang membutuhkan dalam angkatan kerja.
- Memperkerjakan karyawan-karyawan yang diketahui memiliki kekurangan dan kemudian menerapkan pelatihan sama di tempat kerja tersebut.
- Bekerja sama dengan beberapa lembaga pendidikan untuk membantu mendidik dan melatih orang-orang agar dapat lebih terampil dalam bekerja.
Motivasi Belajar
Keinginan seseorang untuk mempelajari isi
pelatihan disebut sebagai motivasi belajar dan hal ini dipengaruhi oleh banyak
faktor. Akan tetapi, tingkat motivasi pelajar juga dapat dipengaruhi oleh motivasi
dan kemampuan instruktur, dorongan teman-teman untuk berhasil, tingkat motivasi
teman-teman sekelas, lingkungan fisik ruangan kelas, dan metode-metode yang
digunakan.
Efektivitas Diri
Para pelajar juga harus memiliki
efektivitas diri (self-efficacy), yang menunjukkan keyakinan seseorang bahwa
dia dapat berhasil mempelajari isi program pelatihan. Agar para pelajar dapat menyiapkan
diri dan mampu menerima isi pelatihan, mereka harus merasa dapat
mempelajarinya. Para instruktur dan pelatih harus membantu peserta pelatihan
untuk menangani permasalahan yang terkait dengan hal-hal tersebut agar tingkat
kepercayaan diri mereka meningkat.
Transfer Pelatihan
Akhirnya,
para pelatih harus merancang setinggi mungkin intervensi pelatihan. Transfer
ini terjadi ketika peserta pelatihan secara aktual mempraktikkan pekerjaan yang
mereka pelajari selama pelatihan. Transfer pelatihan yang efektif harus
memenuhi dua kondisi. Pertama, peserta pelatihan dapat membawa materi yang
dipelajari dalam pelatihan dan menerapkannya pada konteks pekerjaan dimana mereka
bekerja. Kedua, karyawan-karyawan dapat terus menggunakan materi yang
dipelajari dalam waktu lama.
Tags
HRD