Hurlock
(1984) menyatakan bahwa kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan
emosi serta dorongan-dorongan yang terdapat dalam dirinya. Calhoun dan Acocella
(1990) mendefinisikan kontrol diri (self- kontrol) sebagai pengaturan
proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang dengan kata lain
serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri.
Goldfried
dan Merbaum (dalam Lazarus, 1976), mendefinisikan kontrol diri sebagai suatu
kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku
yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga
menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk
menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan
tertentu seperti yang diinginkan (Lazarus, 1976).
Kontrol
diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan
lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor
perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam
melakukan sosialisasi. Kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan
untuk menarik perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai untuk
orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain, menutup
perasaannya (Roosianti, 1994).
Calhoun
dan Acocella (1990), mengemukakan dua alasan yang mengaruskan individu untuk
mengontrol diri secara kontinyu. Pertama, Individu hidup bersama kelompok
sehingga dalam memuaskan keinginannya individu harus mengontrol perilakunya
agar tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Kedua, Masyarakat mendorong individu
untuk secara konstan menyusun standar yang lebih baik bagi dirinya, sehingga
dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut dibuatkan pengontrolan diri agar dalam
proses pencapaian standar tersebut individu tidak melakukan hal-hal yang
menyimpang.
Berdasarkan
penjelasan di atas, maka kontrol diri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas
pengendalian tingkah laku, pengendalian tingkah laku mengandung makna yaitu
melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu
untuk bertindak. Semakin tinggi kontrol diri semakin intens pengendalian
terhadap tingkah laku.