Menurut
WHO tahun 1994, cara pencegahan pada penderita diabetes melitus ada 3 tahap,
yaitu :
Pencegahan Primer
Pencegahan
primer adalah suatu upaya yang ditujukan pada orang-orang yang termasuk
kelompok resiko tinggi, yakni mereka yang belum menderita diabetes melitus,
tetapi berpotensi untuk menderita diabetes melitus. Pencegahan ini merupakan
suatu cara yang sangat sulit karena yang menjadi sasarannya adalah orang-orang
yang belum sakit artinya mereka masih sehat sehingga cakupannya menjadi sangat
luas (Noer, 1996).
Yang
bertanggung jawab dalam hal ini bukan hanya profesi tetapi semua pihak, untuk
mempromosikan pola hidup sehat dan menghindari pola hidup beresiko, seperti :
kampanye makanan sehat dengan pola tradisional yang mengandung lemak rendah
atau pola makan seimbang, menjaga berat badan agar tidak gemuk dengan olah raga
secara teratur. Cara tersebut merupakan alternatif terbaik dan harus sudah ditanamkan
pada anak-anak sekolah sejak taman kanak-kanak. Hal ini merupakan salah satu
upaya pencegahan primer yang sangat murah dan efektif (Noer, 1996).
Pencegahan Sekunder
Pencegahan
sekunder adalah upaya pencegahan atau menghambat timbulnya komplikasi dengan
deteksi dini dan memberikan pengobatan sejak awal penyakit. Deteksi dini
dilakukan dengan tes penyaringan terutama pada populasi resiko tinggi. Menurut
WHO (1994) untuk negara berkembang termasuk Indonesia kegiatan tersebut
memerlukan biaya yang sangat besar (PERKENI, 2002).
Pada
pencegahan sekunder penyuluhan tentang perilaku terhadap sehat seperti pada
pencegahan primer harus dilaksanakan ditambah dengan peningkatan pelayanan
kesehatan primer di pusat-pusat pelayanan kesehatan, disamping itu juga
diperlukan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya tentang berbagai hal
mengenai penatalaksanaan dan pencegahan komplikasi.
Pencegahan Tertier
Upaya mencegah komplikasi dan kecacatan
yang diakibatkannya terdiri dari 3 tahap, antara lain:
- Mencegah timbulnya komplikasi.
- Mencegah berlanjutnya komplikasi untuk tidak terjadi kegagalan organ.
- Mencegah terjadinya kecacatan oleh karena kegagalan organ atau jaringan.
Dalam
upaya ini diperlukan kerja sama yang baik antara pasien dan dokter maupun
antara dokter ahli diabetes dengan dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya.
Dalam hal ini peran penyuluhan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi
pasien untuk mengendalikan diabetesnya (Soegondo, 2004).
Tags
Patologi