Adanya suatu keinginan membeli dan
mengkonsumsi secara berlebihan
Perilaku
konsumtif yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produknya untuk
barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok. Perilaku ini hanya berdasarkan
pada keinginan untuk membeli dan mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya
kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal.
Pola
konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja yang biasanya mudah terbujuk
rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam
menggunakan uangnya justru menimbulkan inefisiensi biaya.
Perilaku konsumsi lebih didasari oleh
pencapaian kepuasan terhadap keinginan, bukan karena kebutuhan
Ada
sedikit perbedaan antara kebutuhan (needs) dan keinginan (wants). Kebutuhan
lebih bersifat naluriah, sedangkan keinginan merupakan kebutuhan buatan yang
dibentuk oleh lingkungan (Swastha & Handoko, 1987). Contoh dari kebutuhan
adalah makanan, tempat tinggal, rasa aman, dan sebagainya.
Kebutuhan
ini bukanlah hasil dari bentukan pasar, melainkan kebutuhan naluriah dari
manusia. Sedangkan keinginan adalah hasil dari bentukan sosial. Misalnya sekolah,
bekerja di perusahaan, dan sebagainnya. Dapat dikatakan bahwa keinginan merupakan
proses lanjutan dari kebutuhan. Perilaku konsumtif terjadi saat pembelian dan
penggunaan produk bukan hanya karena kebutuhan, akan tetapi karena keinginan.
Biasanya kebutuhan yang dipenuhi bukanlah kebutuhan utama, melainkan kebutuhan
yang dipenuhi muncul karena keinginan untuk mengikuti arus mode atau mencoba produk
baru.
Perilaku konsumsi dilakukan untuk
memperoleh pengakuan sosial atau peningkatan status individu
Solomon
(2004) seseorang akan berperilaku konsumtif untuk membantu mereka dalam membuat
penilaian mereka tentang identitas sosial seseorang. Seseorang menggunakan
suatu produk yang akan mempengaruhi persepsi orang lain mengenai dirinya dimana
produk ini akan menentukan konsep diri dan identitas sosialnya.
Tags
Psikologi Konsumen