“Masa puber adalah fase dalam rentang
perkembangan ketika anak-anak berubah dari mahluk aseksual menjadi mahluk seksual”.
Ahli lain yaitu Root (Hurlock, 1994) menyatakan masa puber adalah: Periode
dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual
menjadi makhluk seksual dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan
tercapainya kematangan reproduksi.
Secara psikologis Syamsudin (1990) menyatakan
bahwa “Masa puber adalah masa yang penuh dengan reaksi dan depresi disertai
emosinya masih labil dan belum terkendali seperti perasaan marah, gembira,
sedih dipengaruhi oleh psikologisnya”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan
yang dimaksud masa pubertas adalah masa transisi atau perubahan dari makhluk aseksual
menjadi makhluk seksual sehingga terjadi proses perubahan proporsi tubuh yang
ditandai dengan kematangan seksual dan alat reproduksi. Pada wanita kematangan
seksual ini ditandai dengan terjadinya menstruasi dan pada laki-laki terjadinya
mimpi basah yang pertama. Dari aspek psikologis usia pubertas adalah masa
krisis identitas disertai reaksi dan depresi yang dipengaruhi oleh psikologisnya.
Berdasarkan pendapat Tanner JM dalam bukunya
Growth An Adolesense (1962) membagi atau mengklasifikasikan masa pubertas berdasarkan
Sex Maturity Rate (SMR) atau Kematangan Seksual Dasar, sebagai berikut:
Early adolesen (pubertas
dini)
Early
adolesen (pubertas dini), dengan ciri-ciri pada wanita antara lain:
- Terjadi pada usia 10-13 tahun
- SMR I dan II, dengan ciri-ciri: Rambut pubis dari tidak ada menjadi ada tetapi jarang dansedikit, Payudara dan papila mulai menonjol, Rambut mulai berpigmen (warnanya tegas) bulu masih lurus dan ada pada batas medial labia, Payudara muda tampak seperti bukit kecil, diameter areola mamae bertambah.
Adapun
ciri-ciri pada laki-laki antara lain:
- Terjadi pada usia 10½-13½ tahun.
- SMR I dan II, dengan ciri-ciri: Rambut pubis sedikit panjang, sedikit berpigmen (warnanya), Penisnya ada pembesaran ringan, Testisnya: skrotum membesar, tekstur lebih kasar warnanya merah muda (warna sudah berubah)
Midle adolesen (remaja
belia)
Midle
adolesen (remaja belia) dengan ciri-ciri pada wanita antara lain:
- Terjadi pada usia 12-14 tahun
- Sex Maturity Rate stadium III dan IV
Ciri-ciri
stadium III bagi perempuan: Rambut pubis lebih hitam mulai keriting, jumlahnya bertambah,
Payudara dan areola membesar, tidak ada pemisahan garis bentuk.
Stadium
IV untuk wanita ciri-cirinya: Rambut pubis kasar, keriting, bertambah banyak,
tetapi jumlahnya lebih sedikit dari orang dewasa, Areola dan papila membentuk
bukit kedua.
Midle
adolesen pada anak pria memiliki ciri-ciri antara lain: Terjadi pada usia
13½-15 tahun, SMR III dan IV, Stadium III untuk laki-laki ciri-cirinya sebagai
berikut: Rambut pubis lebih hitam, mulai keriting jumlahnya sedikit, Penis
lebih panjang, Testis lebih besar.
Stadium
IV untuk laki-laki ciri-cirinya: Rambut pubis menyerupai rambut dewasa, tetapi jumlahnya
masih sedikit, kasar, keriting, Penisnya lebih besar, ukuran glents penis
maupun, penisnya, Testisnya lebih besar, skrotum hitam
Late adolesen (remaja akhir)
Dengan
ciri- ciri pada wanita antara lain:
- Usia di atas 14 tahun
- Rambut pubis berupa segitiga dan menyebar kepermukaan paha.
- Bentuk payudara dewasa, papila menonjol.
- Areola merupakan bagian dari garis bentuk umum payu dara.
Adapun
ciri-ciri pada laki-laki antara lain:
- Terjadi pada usia 15 tahun ke atas
- Rambut pubis dewasa yang menyebar kepermukaan medial paha.
- Penis ukuran dewasa
- Testis ukuran dewasa
Masa pubertas anak normal dengan anak
tunagrahita ringan, dialaminya dengan tidak ada perbedaan yang mencolok.
Persamaannya akan terjadi perubahan alat-alat reproduksi seperti matangnya ovarium
yang ditandai dengan dimulainya menstruasi.
Perbedaannya terletak pada perilaku yang
muncul pada saat tercapainya kematangan alat-alat seksual. Pada anak remaja
biasa dorongan-dorongan seksual dapat diredam karena masih memperhatikan etika
atau norma-norma yang berlaku umum. Pada anak tunagrahita ringan dimana
kemampuan sosial emosinya terhambat, dorongan-dorongan seksual tidak bisa dialihkan
atau diredam secara wajar sehingga akan muncul perilaku-perilaku seperti
masturbasi yang dilakukan di sembarang tempat.
Mereka tidak memahami kalau perilaku yang
dimaksud tidak sesuai dengan tuntutan norma. Perilaku lain yang sering
dilakukan oleh mereka yaitu membicarakan perasaan cintanya pada orang yang baru
dikenal atau mereka tanpa rasa malu menyatakan cinta pada seseorang dihadapan orang
lain.
Hal lain yang sering mereka lakukan yaitu
menggaruk-garuk kelaminnya sendiri dihadapan orang lain. Bagi remaja biasanya
hal ini tidak mungkin dilakukan karena hal tersebut tidak sesuai dengan norma
dan perbuatan tersebut sangat memalukan. Perilaku lain yang sering muncul yaitu
berpelukan antara pria dan wanita di depan orang banyak. Perilaku tersebut
mungkin dilakukan remaja biasa tetapi secara sembunyi-sembunyi karena perilaku
itu tidak sesuai dengan norma masyarakat. Mengucapkan kata-kata yang cabul sering
terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas, misalnya dengan mengucapkan nama
jenis kelamin antara laki-laki atau perempuan. Selain di kelas kata-kata itu sering
mereka lontarkan saat mereka bermain-main.
Tags
Perilaku Seksual