Ada
sejumlah factor yang sering disebut sebagai korelat bagi perkembangan
kemandirian yaitu sebagai berikut (Ali, 2006):
- Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki sifat mandiri juga. Namun, faktor keturunan ini masih menjadi perdebatan karena adanya pendapat bahwa sesungguhnya bukan karena sifat kemandirian orang tuanya itu menurun kepada anaknya, melainkan karena sifat orang tuanya muncul berdasarkan cara orang tuanya mendidik anaknya.
- System pendidikan disekolah. Proses pendidikan disekolah yang tidak mengembangkan demikratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa ragu mentasi akan menghambat kemandirian anak. Demikian juga dengan, proses pendidikan yang menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman juga dapat menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetisi positif akan memperlancar kemandirian anak.
- System kehidupan dimasyarakat. System kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hirarki struktur social kurang menghargai menifestasi potensi anak dalam kegiatan produktif dapat menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi remaja dalam bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlalu hirarkis akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian anak.
Menurut
Hurlock factor-faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah:
- Pola asuh orang tua, orang tua dengan pola asuh yang demokratis sangat merangsang kemandirian anak. Dimana peran orang tua sebagai pembimbing yang memperhatikan terhadapa kebutuhan anak terutama dalam hal study dan pergaulan di lingkungan atau di sekolah.
- Jenis kelamin, anak yang berkembangn dnegna pola tingkah laku maskulin, lebih mandiri dari pada anak yang mengembangkan tingkah laku yang feminism.
- Urutan posisi anak, anak pertama yang diharapkan untuk menjadi contoh teladan bagi adiknya, lebih berpeluang untuk mandiri. Sementara anak bungsu yang mendapat perhatian berlebihan dari orang tua dan kakak-kakaknya, berpeluang kecil untuk bias mandiri (Hurlock, 1980).
Menurut
Markum (1985) faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kemampuan berdiri
sendiri pada anak adalah:
- Kebiasaan serba di bantu atau dilayani, misalnya orang tua yang selalu melayani keperluan anaknya seperti mengerjakan PR-nya, hal ini akan membauat anak manja dan tidak mau berusaha sendiri, sehingga membaut anak tidak mandiri.
- Sikap orang tua, misalnya orang tua yang selalu memanjakan dan memuji anak akan menghambat kemandirian.
- Kurangnya kegiatan di luar rumah, misalnya anak tidak mempunyai kegiatan denga teman-temannya, hal ini akan membuat anak bosan sehingga ia menjadi malas dan tidak kreatif serta tidak mandiri (Markum, 1985).
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan
oleh ketiga tokoh tersebut, dimana dalam pemaparan tentang faktor-faktor
penghambat kemandirian terdapat kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya.
Dari beberapa pendapat tersebut akan menjadi lebih baik lagi, jika anatar
pendapat yang satu dengan yang lainnya saling mengisi kekurangan diantara berbagai
pendapat tersebut. Dengan dmikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan terhambatnya kemandirian adalah gen atau keturunan orang tua, pola
asuh orang tua, jenis kelamin, urutan posisi anak, kebiasaan serba dibantu,
sikap orang tua, kurangnya kegiatan di luar rumah, sistem pendidikan disekolah
atau perguruan dan sistem kehidupan masyarakat.
Tags
Psikologi Umum